Klub Olimpiade.
Galaksi membaca tulisan itu di papan. Ia ingat percakapan antara teman-temannya kemarin, soal Sam yang ikut klub olimpiade.
"Gila, sampai ada klub olimpiade segala."
Galaksi menggelengkan kepalanya. Ia bergidik, ternyata ada juga ya yang mau bergabung klub gila seperti ini.
Baru saja akan melangkah pergi, tiba-tiba fokusnya teralihkan pada seorang perempuan yang berhasil mencuri perhatiannya.
Irish.
Gadis itu ada di dalam ruang olimpiade bersama Sam dan dua orang lainnya.
Galaksi yang penasaran segera mengetuk pintu. "Permisi."
Semua mata menoleh kearahnya, termasuk gadis yang tidak dikenalnya itu.
"Galaksi? Lo ngapain di sini?" tanya Sam.
Galaksi tidak menanggapi, ia langsung duduk di kursi kosong meja itu.
"Pak, saya mau gabung dong."
Irish memandangnya sinis. "Nggak lagi buka pendaftaran."
Pak Anton melirik ke arah Irish, sebelum kemudian kembali memandang Galaksi.
"Betul yang dibilang Irish, klub olimpiade sedang tidak buka pendaftaran."
"Jadi saya nggak boleh ikut?" tanya Galaksi. "Ya sudah, saya mau nungguin Irish aja."
Irish membelalakkan matanya. "Lo kenapa sih gangguin gue mulu? Kenal aja nggak!"
"Yaudah, kenalan. Tapi masa lo nggak ngerasa kenal gue sih?"
"Menurut lo?"
Galaksi menyeret kursinya mendekati Irish. "Gue Galaksi, calon pacar lo."
Irish menyeret kursinya menjauhi Galaksi. "Gue nggak sudi pacaran sama lo."
Tiba-tiba seorang gadis yang duduk tepat di depan Irish, menyeret kursinya mendekat ke Galaksi.
"Kenalin, gue Alea."
Galaksi mengernyitkan keningnya. "Siapa? Alien?"
Irish, Sam, dan Pak Anton tertawa seketika.
"Gue Alea, Alea Nadhira." tegasnya sambil tetap mengulurkan tangan.
"Gue di sini spesialisasi Biologi. Gue juga peringkat paralel ketiga di sekolah ini." cerocos Alea.
"Terus? Hubungannya sama gue apa?"
Alea terdiam. "Lo lebih cocok sama gue daripada sama dia." kata Alea sembari menunjuk ke arah Irish.
Galaksi mengembuskan napasnya keras. "Sayang, gue balik dulu ya. Di sini ada alien, berisik banget." pamit Galaksi pada Irish.
"Sam, nitip calon pacar gue. Pak, permisi." lanjutnya.
"Lo nggak pamit sama gue?" teriak Alea tapi tidak digubris Galaksi.
Pak Anton yang menyaksikan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dasar remaja zaman sekarang, ada saja kelakuannya.
Di sisi lain, Irish masih menatap ke arah pintu dimana Galaksi baru saja keluar. Cowok itu, benar-benar membuatnya ingin marah.
.
6 ÷ 2 + 3
Bola Basket
.
Bel pulang sekolah masih tiga puluh menit lagi, tapi Galaksi sudah sibuk bermain basket di gimnasium.