Galih & Alana

Larasatiameera
Chapter #1

1. Pelindungku

"Galih! Galih!"

Alana berlari dari dalam rumah ketika mendengar suara deru motor dari halaman depan. Gadis itu sudah rapi mengenakan seragam SMA nya lengkap dengan tas selempang warna pink seperti biasanya. Mulutnya komat-kamit mengunyah roti bakar buatan mamanya.

Saat motor Galih sudah mulai berjalan, Alana berhasil menariknya dari belakang membuat motor itu tidak berjalan. Dan dengan terpaksa Galih mengerem motornya dan menoleh dengan kesal.

"Eh, apa-apaan lo?" seru Galih sembari menaikkan kaca helm putihnya.

Alana cemberut memandang Galih. "Ya gue bareng sama lo lah. Masa lo mau ninggalin gue, sih? Gue harus naik angkot? Naik ojek lagi? Nggak mau. Nggak mau." Alana menggeleng-gelengkan kepalanya seram. Seorang gadis naik angkot sendirian? Itu bukan hal biasa untuk Alana.

"Ya udah naik cepetan."

Alana tersenyum senang dan langsung naik ke motor Galih. Dia duduk di belakang. "Oke."

❤❤❤

Alana dan Galih berada di tengah-tengah keramaian kota Jakarta yang dipenuhi kendaraan bermotor. Dimulai dari kendaraan roda empat sampai roda dua pun memenuhi jalanan pagi itu. Alana yakin, agak siangan sedikit pasti jalanan itu akan macet total. Kalau sudah macet pasti akan menyusahkan. Bayangkan saja, berderet-deret kendaraan bermotor berjajar di sepanjang jalanan berkilo-kilo jauhnya, jangankan mobil, motor saja tak bisa bergerak kalau kemacetan sudah masuk dalam tahap 'total'.

Alana pun sempat punya pikiran, kalau dia sudah kerja nanti dia akan membeli sebuah helikopter pribadi saja biar bisa bepergian ke mana-mana tanpa harus khawatir kena macet. Sebuah pemikiran yang konyol tapi pantas untuk menjadi pertimbangan semua warga Jakarta.

Berada di atas motor bersama Galih, duduk di belakang Galih, hal ini sudah sangat biasa bagi Alana. Sudah bertahun-tahun Alana hidup bersama laki-laki di depannya itu.

Sejak kecil mereka sudah bersama, kedua orangtua mereka juga sudah akrab sejak mereka masih SMA. Namun ketika umur mereka 7 tahun, Galih harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya meninggal akibat mengalami kecelakaan mobil. Sejak itu Galih menjadi yatim piatu dan sendirian di dunia ini. Mama dan papa Alana lah yang akhirnya mengasuhnya dan mengajaknya untuk tinggal di rumah mereka.

Rasty---mama Alana dan Irawan---papa Alana, sudah menganggap Galih seperti anak mereka sendiri, dan tidak pernah membedakan kasih sayangnya antara Galih ataupun Alana. Semuanya sama. Selama sebelas tahun hidup bersama tinggal satu atap, membuat Alana dan Galih sudah seperti saudara. Bahkan terkadang Alana merasa bahwa Rasty dan Irawan lebih menyayangi Galih daripada dia, tapi menurut Alana itu wajar karena sejak kecil Galih selalu menjaga dan melindungi Alana. Sehingga sampai sekarang pun Alana selalu merasa tenang dan nyaman ketika berada di dekat Galih.

Galih adalah pelindungnya. Itu yang selama ini dirasakan oleh Alana. Meskipun mereka sering bertengkar, tapi itu merupakan bentuk keakraban mereka dan Rasty serta Irwan pun tahu akan hal itu. Makanya mereka membiarkan saja.

Lihat selengkapnya