Galih & Alana

Larasatiameera
Chapter #2

2. Miko

“Hai, Sayang,” sapa Miko dengan cool-nya yang langsung mengecup pipi Alana, membuat Galih harus membuang muka seketika. ”Baru dateng?”

“Iya, nih.”

“Hai, Lih.” Miko menyapa Galih.

“Hai," sahut Galih ramah.

Miko merangkul Alana dengan mesra. ”Kita masuk, yuk.”

Alana mengangguk tanpa berpikir. Diajak jalan bareng sama pacar siapa sih yang akan menolak. ”Oke. Lih, kita duluan, ya."

Galih mengangguk.

Alana dan Miko masuk ke dalam sambil bergandengan tangan dan bercanda ria. Galih tidak perlu tahu apa yang mereka bicarakan yang jelas Alana kelihatan bahagia sekali dengan pacarnya itu. Galih hanya bisa menghela napas dan mencabut kunci motornya.

“Nasib jadi orang jomblo kayak gini kali, ya? Selalu ngerasa aneh kalo lihat orang lain pacaran.”

Galih mulai menaiki tangga pendek menuju teras sekolah, namun langkah kakinya terhenti tatkala mendengar seseorang memanggilnya dari belakang. Saat dia menoleh, dia melihat seorang gadis cantik tersenyum menghampirinya.

“Ivana?” seru Galih.

“Pagi, Galih,” sapa Ivana ceria.

“Pagi. Ada apa? Tumben lo nyamperin gue di depan?”

“Oh ini.” Ivana membuka tasnya dan mencari-cari sesuatu di dalam tasnya. Kemudian dia menemukan sebuah buku catatan di dalam tasnya, dan menyerahkannya ke Galih. ”Ini buku catatan lo. Makasih ya, udah minjemin.”

Galih menerima buku itu dengan mengangguk-angguk kecil. ”Iya, sama-sama. Gimana keadaan lo? Udah bener-bener sehat belum?”

“Udah, kok. Gue udah nggak apa-apa. Gue malah seneng kok, kalo sering-sering sakit.”

“Hah?” Galih tidak paham dengan ucapan Ivana barusan. ”Lo aneh banget sih, Van? Masa iya, ada gitu orang yang seneng kalo sering sakit? Emangnya sakit itu enak?”

Ivana tersenyum, sepertinya memang ada sesuatu yang membuatnya senang mengatakan hal itu. ”Iya, kan kalo gue sakit gue bisa sering-sering minjem catatan ke lo. Terus kita jadi makin deket, deh.”

Meskipun bingung dan tidak sepenuhnya memahami maksud Ivana, tapi Galih hanya menganggap kalau ucapan Ivana hanya semacam gurauan belaka. Bercandaan di pagi hari, itu yang dipikirkan Galih. ”Bisa aja, lo. Iya, gue juga seneng kalo deket sama lo.”

Lihat selengkapnya