GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #121

S3. Pilar Matahari

Waktu terulang kembali, Virgo tidak menyadari hal itu. Kejadian yang sama pun terjadi lagi. Dia menghadapi Silas dan Keisiepo seorang diri yang menyerangnya dengan mantra sambaran petir dan mantra arus listrik. Virgo juga melakukan hal sama seperti sebelumnya, menangkal serangan itu menggunakan mantra plasma dan nebula.

Taurus dan Sagitarius pun hanya bersantai menyaksikan pertempurannya yang begitu sengit dan memukau bagaikan pertunjukan cahaya di istana Wanin, apalagi saat Virgo menggunakan syair serbuk bintang. Wanita berambut magenta itu mendapatkan setamina kembali dan membuat kedua anggota dewan kewalahan.

Tidak berhenti di sana, kedua anggota dewan tersebut mampu membalasnya hingga Virgo jatuh terkapar di permukaan salju yang sebelumnya bagaikan es licin akibat dari efek elemen cahaya yang dihasilkan oleh penggunaan kekuatan sastra mereka. Di saat itulah, dengan keadaan bagaikan putri salju yang tertidur menanti harapan, Virgo berhasil menumbangkan musuhnya melalui syair fusi nuklir.

Virgo berdiri dan tersenyum melihat dua lawannya tumbang. “Dua anggota dewan telah gugur.”

Kemudian, Sagitarius dan Taurus berlari ke arah Virgo yang berhasil dengan kemenangan. Namun lagi-lagi, di saat mereka bertiga melangkah untuk meninggalkan istana Wanin, waktu pun terulang kembali.

“Berhenti kalian!” Silas dan Keisiepo hidup kembali di waktu sebelumnya.

Lagi dan lagi, Virgo menghadapi mereka berdua hingga tumbang tak bernyawa. Akan tetapi, peristiwa itu kembali terulang di saat Virgo dan teman-temannya melangkah untuk meninggalkan istana Wanin. Dengan kejadian yang berulang itu, ada efek buruk yang dialami oleh Virgo.

“Berhenti kalian!”

Mendengar teriakan kedua anggota dewan yang kesekian kalinya, Virgo berteriak. “TIDAK....” Dia memegang kepalanya yang seakan pusing dengan kejadian yang terus berulang. Di saat itu peristiwa perlahan berubah.

“Apa yang terjadi ketua Virgo?” Sagitarius bertanya seakan tidak pernah mengalami kejadian yang telah berulang di ingatan Virgo.

Taurus menanggapi hal itu. “Mungkin karena dia lelah kekurangan tidur, jadi sakit kepala.”

Virgo menatap Taurus dengan melotot. “Kau tidak mengingatnya?”

“Mengingat apa?” sahut Sagitarius bingung. “Kita kan baru saja mendapatkan mahkota elemen cahaya.” Sagitarius pun tersenyum mengira Virgo bercanda.

“Ini benar-benar aneh.” Virgo mulai memahami, dia mengingat kejadian yang telah berulang kali hingga kesembilan kalinya, dia menyadari hal itu. Virgo tahu bahwa dirinya sudah terperangkap sebuah jebakan. “Sekarang kalian lihat ke belakang?” Dia meminta temannya untuk memastikan sesuatu.

“Ada apa?” Dengan heran kedua temannya menoleh belakang. “Tidak ada siapa-siapa.”

Di saat itulah, keduanya menyadari hal aneh. Mereka memperhatikan sekeliling istana Wanin yang sebelumnya banyak pengawal namun kini benar-benar sepi. Permukaan salju pun tidak rata akibat sebuah pertempuran dan menara istana yang terbuat dari kristalium terdapat goresan-goresan hitam yang awalnya benar-benar bening tanpa noda.

Di saat kedua Arakar melihat ke bawah dekat kaki mereka, dua tubuh anggota dewan tergeletak tidak bernyawa. “Astaga.”

“Apa yang sebenarnya terjadi, ketua Virgo?” Mereka berdua sangat terkejut dan masih belum memahaminya.

Virgo yang terlihat pucat menatap kedua rekannya. “Kita ada dalam jebakan!”

“Jebakan!” Sagitarius dan Taurus saling tatap.

Akhirnya mereka semua menyadari hal itu, istana Wanin telah ditinggal oleh penghuninya. Tapi, Virgo merasakan aliran sastra yang begitu kuat di sekeliling istana. Dia yakin bahwa Karradev Janggi masih berada di istana.

Kemudian, Virgo meminta teman-temannya untuk memeriksa tanah Dani sementara dia memulihkan aliran sastra di dalam tubuhnya. Di dekat kedua tubuh lawannya yang tak lagi bernyawa, Virgo duduk bersila untuk mendapatkan staminanya kembali. Dirinya menggunakan syair serbuk bintang hingga saat kedua temannya kembali, Virgo telah membaik.

“Kosong, semua orang pergi tanpa jejak.” Sagitarius kalang kabut setelah keliling istanaWanin. 

Taurus pun membawa berita yang sama dari luar istana Wanin. “Tanah Dani sudah ditinggalkan penduduknya. Tak ada satu pun orang yang tersisa.”

Virgo berdiri dan menatap tembok besar yang mengelilingi istana Wanin. Matanya yang berwarna biru, memiliki kemampuan dibaliknya hingga saat kedua bola matanya bersinar, dia melihat aliran sastra tak terhingga di sekeliling tembok hingga mengingat suatu informasi yang diberikan padanya saat mengemban misi ini.

Lihat selengkapnya