Ketika ledakan supernova melalui kekuatan khodam yang Virgo lakukan dengan mengorbankan dirinya, Galigo merasakan bahwa udara di sekitar berubah. Ada sebuah kedamaian yang menyelimutinya. Benar saja, ledakan tanpa suara itu tidak menghancurkan apa pun. Ditambah lagi kemunculan cahaya-cahaya setelah ledakan itu, Galigo menangkap bahwa masih ada orang di tanah Dani yang sepi ditinggal penghuninya.
Tak lama kemudian, dugaan Galigo terbukti. Di depan mereka berjalan wanita cantik dengan mengenakan gaunnya yang rusak. Beliau adalah Karradev ketiga yang telah mengundang dirinya bersama teman-temannya ke sana. Galigo pun memberi hormat dengan mengikuti cara yang Isogi lakukan.
Setelah itu, Karradev Janggi menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dari peristiwa kedatangan dua anggota dewan yang telah gugur hingga peristiwa ledakan supernova yang berhasil diurai oleh para Suanggi dengan mengorbankan jiwa mereka. Kini, tidak ada lagi sosok Suanggi di dunia ini.
“Dan sekarang, masih ada dua anggota Arakar yang tersisa,” ucap Karradev Janggi di depan anak-anak muda yang datang melalui bantuan ketua suku tanah Arfak. “Mereka belum menyadari bahwa mahkota yang dibawa olehnya adalah palsu.”
“Lalu di mana mahkota itu?” tanya Sandanu.
Sandanu pun menambahi pertanyaannya. “Benar, dan ke mana semua penduduk tanah Dani mengungsi?”
Ditatapnya anak-anak muda itu oleh Karradev Janggi. Boe, Isogi, Sandanu, Galigo dan Mutia, mereka duduk berjajar di kursi panjang yang berada di depan Karradev Janggi. Kini mereka semua ada di dalam sebuah kedai. Sebelumnya, Mutia telah membuat yang tersedia di sana sebagai penghangat.
“Sebenarnya, penduduk tanah Dani adalah titisan peri, mahluk liliput yang hidup di dunia empat dimensi. Kami semua memiliki kemampuan dalam menguasai waktu. Jadi, di saat Arakar masih dalam kekuatan moy pilar matahari, saya menukar mahkota itu dengan yang palsu. Sekarang mahkota tersebut ada di dunia para peri.”
“Jadi, mahluk liliput itu benar-benar ada?” ucap Mutia.
“Seperti halnya mahluk kayangan dan mahluk astral yang kalian pinjam kekuatannya melalui pengendalian batu akik, kami pun ada dan hidup di dunia dekat kalian. Dunia dimensi empat yang menjadi batas antara dunia manusia dan dunia roh batu akik ataupun roh bintang.”
“Jadi, apa yang dikatakan putri Rheina mengenai dimensi-dimensi itu sungguh nyata,” kata Isogi. “Tapi, mengapa para peri mengambil alih pemerintahan negeri Karra?”
Karradev Janggi bisa mengerti perasaan Isogi, sebab seluruh negeri Karra pun ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan alasan keikutcampuran para peri di dunia manusia adalah keberadaan mahkota elemen dunia. Karradev Janggi pun mengungkapkan siapa sebenarnya dirinya. Di dalam tubuhnya masih pula mengalir darah manusia, namun dirinya pun masih memiliki darah peri. Kedua orang tuanya merupakan kekasih berbeda dunia.
Awalnya sang ayah yang menjadi Karradev kedua negeri Karra tidak sengaja menembus gerbang dimensi dan masuk ke dunia mahluk liliput. Di sana beliau bertemu bunda dari Karradev Janggi yang menjadi ratu para peri. Keduanya pun saling mencintai dan akhirnya lahir anak perempuan yang mewarisi kekuatan peri dan ketika kelahirannya, sang ibunda meninggal.
Karradev Janggi besar di dunia peri dan saat dewasa baru berkunjung ke tanah Dani saat ayahandanya terbaring sakit hingga meninggal dunia. Selanjutnya, Karradev Janggi mewarisi tahta istana negeri Karra sebagai generasi ketiga dan juga tahta ratu Peri. Di awal pemerintahannya, para peri dan penduduk tanah Dani berbaur dan hidup berdampingan. Kelama-lamaan, orang-orang Dani banyak belajar mengenai serbuk peri yang menjadikan mereka menguasai tentang ilmu sihir. Sejak itulah, gerbang dimensi terbuka lebar di tanah Dani dengan dunia para peri.