GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #126

S3. Dendam

Dalam keadaan seburuk apa pun, seorang pemimpin selalu berusaha sebaik mungkin untuk melindungi negeri dan rakyatnya dan itulah yang dilakukan oleh Isy Janggi sebagai Karradev dan ratu peri. Beliau tau dirinya telah melakukan kesalahan dengan memberikan kesempatan kepada anggota Arakar untuk merebut mahkota negerinya, tapi dia juga berhasil memberikan energi positif kepada seluruh peri.

“Sinar Krepuskular....” Ratu Janggi merapalkan mantra dari perwujudan percikan cahaya Tuhan dan memberikan energi untuk para peri, cahaya itu menyebar dan memberikan kekuatan untuk para peri.

Kemudian, peri dari klan mante terlihat mengejar satu anggota Arakar yang bersenjatakan panah untuk mendapatkan kembali mahkota yang telah direbutnya. Sedangkan di dalam istana, Haulondoafi dan peri penjaga dari kaln Orpe siap untuk melawan anggota Arakar yang juga seorang Rakuzan.

“Jadi, itukah cahaya Tuhan?” Taurus menyadari perubahan para peri yang kini terlihat berseri-seri.

“Cahaya Tuhan adalah anugrah dunia peri yang diberikan kepada ratu peri dengan melalui kekuatan batu akik, cahaya Tuhan semakin kuat memberikan energi positif untuk peri,” ucap Ondoafi Mante. “Sekarang, kau tidak akan bisa melarikan diri dari dunia kami.”

“Dan aku memang tidak bermaksud melarikan diri, sebab aku datang untuk balas dendam,” sahut Taurus diiringi gelagak tawanya, ha..haha....

“Di mana pun dendam bukanlah kebaikan dan dendam tidak akan memperoleh kemenangan,” timpal Sandanu, meskipun dirinya tidak mampu menggunakan kekuatan sastra di dunia peri, Sandanu tetap berani untuk melawan demi membela kebenaran.

Taurus langsung menoleh kepada Sandanu berdiri bersama teman-temannya. “Hai manusia bodoh, kau bicara seakan mengerti apa itu keadilan tapi di dunia ini keadilan tidak akan pernah ada. Dunia peri, yang mengatur seluruh waktu hanyalah sekelompok mahluk lemah yang tidak tau diri.”

“Tutup mulutmu,” benak Ondoafi Ebu Gogo, “Anda tidak tahu mengenai dunia peri jadi jangan bicara yang tidak pantas didengar oleh para peri.”

Selanjutnya, Ondoafi Ebu Gogo berlari menerjang Taurus. Tubuhnya yang besar dan kuat diselimuti percikan cahaya dari energi positif, dan seketika kepalannya berhasil menonjok wajah Taurus hingga terpental ke dinding.

“Kehancuran separah apa pun di dunia peri, memang bisa diperbaiki dengan memanipulasi waktu tapi bagi sosok jiwa mahluk hidup, kematian tidak akan pernah bisa dikembalikan,” ucap Ondoafi Ebu Gogo geram. “Sekarang kau mengerti?”

“Baguslah, berarti jika tidak ada satu peri pun yang hidup maka dunia peri tidak akan kembali seperti semula,” ucap Taurus sambil mengangkat tubuhnya dan kemudian berteriak, “dan inilah saatnya kehancurkan bagi dunia kalian!”

Kemudian, Taurus mencoba menerjang Ondoafi Ebu Gogo yang telah melawannya, tetapi pasukan peri klan Orpe yang berada di sana mencoba menghalangi. Taurus pun bertarung menghadapinya. “Batu Zamrud bersinar... seberkas cahaya.”

Cahaya-cahaya kehijauan muncul dari telapak tangan Taurus sebagai senjata yang mampu membunuh lawannya. Seberkas cahaya itu bagaikan pedang tajam yang menembus tubuh para peri, tapi cahaya tersebut sekali mengenai sasaran akan padam dan terus digantikan oleh seberkas cahaya yang baru.

Sandanu dan teman-temannya masih berdiri memperhatikan yang dilakukan oleh Taurus seorang diri melawan pasukan peri yang berjumlah ratusan. Tentu saja, kemampuan anggota Arakar tidak bisa disepelekan, jelas terlihat Taurus masih bertahan dan lebih unggul dari pasukan peri. Di samping itu, Haulondoafi terlihat sedang mengatur sebuah strategi bersama ratu Janggi.

“Apakah kita hanya akan berdiam saja?” tanya Sadanu kepada teman-temannya.

“Musuh hanya satu,” sahut Galigo. “Tidak adil jika kita ikut campur melawannya.”

Lihat selengkapnya