GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #146

S3. Makanoe

Setelah berhasil membawa tanah Asmat kembali ke masa silam menjadi lembah Agats yang hijau. Rencana selanjutnya, Baruna Kala akan membangunkan iblis berkepala dua yang dia temui di dasar muara. “Bangunlah wahai iblis yang tertidur!”

Sinar batu mutiara sandikala dipancarkan ke dasar muara sungai, orang-orang yang berada di delta sungai bisa menyaksikannya dengan jelas bahkan ratusan burung flamingo berterbangan menjauh. Kemudian, air bergemuruh memunculkan mahluk mengerikan menyerupai seekor kura-kura, iblis Makanoe.

Di udara Baruna Kala tertawa menggema, berhasil membangunkan iblis yang telah musnah di masa depan. Ketika mahluk iblis itu menampakan wajahnya, Baruna Kala turun lalu berdiri di atas tempurungnya seakan dia menguasai iblis tersebut.

“Cepat menghindar dan pergi dari delta!” teriak guru Irimiami diiringi langkah kaki orang-orang berlari.

Iblis Makanoe datang mendekati delta sungai, terlihat para perompak yang terikat tidak bisa melarikan diri. Baruna Kala tidak peduli mereka, Makanoe yang sudah lapar langsung melahap semua perompak yang duduk terikat dalam satu kumpulan.

Di udara, Baruna Intcjeh melihat kejadian itu sementara Baruna Arai masih di dalam bola dunianya mengikuti arah gerak kapten Andalas yang juga menjauh dari iblis itu. “Anak itu sudah benar-benar gila,” ujar Baruna Intcjeh yang tidak menduga kapten Javanica akan bertindak sejauh ini memanipulasi waktu.

Iblis Makanoe yang merasakan keberadaan manusia langsung memburu dan memakannya. Penduduk tanah Asmat kini mengalami apa yang dulu terjadi di lembah Agats yang mereka tahu melalui dongeng semata. Teriakan dan tangis histeris menggema di lembah Agats, mereka mencoba menerobos hutan untuk menyelamatkan diri.

Baruna Kala berdiri di atas tempurung mahluk iblis itu, tertawa melihat betapa dahsyatnya kekuatan iblis. Makanoe menyemburkan bola air raksasa yang menggerus permukaan lembah Agats dan menciptakan sebuah aliran sungai baru. Hal inilah yang kelak menjadikan tanah Asmat dipenuhi ratusan anak sungai.

Melihat Baruna Kala berdiri setenang itu di atas Makanoe, Baruna Intcjeh mencoba mendekati mengingat dirinya saat ini beraliansi sebagai Tetrabarun. Karena iblis kura-kura itu memiliki dua kepala depan dan belakang, maka Baruna Intcjeh mengambil arah samping hingga sampai di atas tempurungnya.

“Sungguh gila apa yang sudah kamu lakukan?!” ujar Baruna Intcjeh pada kapten Javanica. “Lihatlah! Aku apa yang aku hasilkan.”

Baruna Kala setuju dengan apa yang dilakukan kapten Andalas itu. “Bagaimana jika kamu mengakuiku sebagai penguasa dunia?”

“Apa?” Baruna Intcjeh terkejut dengan omongan Baruna Kala yang terlalu angkuh. Tapi mengingat saat ini, kapten Javanica itu berkuasa atas iblis, penguasa samudera Natuna itu berpura-pura. “Ehmz, baiklah jika itu maumu aku akan menjadi panglima untukmu.” Baruna Intcjeh pun tertawa menggoda.

Baruna Intcjeh tidak bisa mengetahui apa reaksi Baruna Kala di balik zirah batu akiknya. Apa dia mengetahui bahwa dirinya berpura-pura atau ada rencana lain yang akan dilakukan oleh penguasa samudera Bawean. “Lalu, apa yang akan kamu lakukan dengan iblis ini?”

“Aku akan membawanya berlayar dan menaklukkan lima negeri besar juga markas OPD,” jawab Baruna Kala angkuh.

Di dalam bola dunia, Baruna Arai mendengar percakapan mereka. “Apa kamu pikir mampu mengendalikan iblis ini selamanya? Aku tak yakin jika kamu melepaskan kekuatan khodam, Makanoe tidak akan memakanmu.”

Lihat selengkapnya