Memperhatikan Galigo dari dekat, dewa Fumeripts menemukan sesuatu yang melekat di tubuhnya. Sebuah kalung berbandul simbol Swastika yang seharusnya ada di kuil suci dan dijaga para Yogi. Jika ada anak manusia yang mendapatkannya, maka telah terjadi sesuatu di dunia.
Bukan hanya simbol dari zat ilahi yang didapatkan dewa Fumeripts dari anak manusia itu, ada aliran sastra yang memberikan kekuatan untuk menghubungkan dimensi para roh astral. Maka dilihat pula gelang batu akik yang melingkar di pergelangan Galigo.
“Tunggu!” Dewa Fumeripts berpikir sesaat. “Apa yang sebenarnya telah terjadi?”
Galigo mencoba untuk menenangkan diri, melihat wajah dewa itu yang seakan kebingungan membuat dia merasa ada yang aneh. Tidak mungkin sosok dewa dari khayangan seakan terkecoh pemikirannya dengan keadaan yang terpengaruh aliran waktu.
“Aku datang dari masa depan,” ucap Galigo membuat dewa Fumeripts seakan terkejut mendengarnya.
Setelah itu, Galigo menceritakan bahwa dirinya berada di tempat ribuan tahun yang lalu pada zaman semono padahal seharusnya dunia sudah berada di zaman adidaya, tahun Zodiark. Dunia di mana manusia mampu menggunakan kekuatan sastra dan mengendalikan batu akiknya. Seterusnya, Galigo menunjukkan kalung simbol Swastika yang didapatkan di kuil suci setelah melewati ujian malaikat penjaga.
Kejadian yang dialaminya saat ini karena ada seorang jewel yang menggunakan kekuatan sastra dan mengubah tempat melalui aliran waktu menuju masa silam. Galigo yakin seharusnya dirinya tidak berada di tempat ini tapi jauh di masa depan, tanah Asmat.
“Asmat, nama itu adalah manusia pertama yang bertemu denganku dan membantu penduduk lembah Agats mengalahkan Makanoe,” ucap dewa Fumeripts mulai sadar bahwa jiwanya tertarik oleh aliran waktu. “Jika ini ada di masa silam itu berarti iblis Makanoe pun masih ada seperti halnya aku yang muncul kembali di dunia manusia.”
Dewa Fumeripts mulai sadar kembali bahwa sosoknya saat ini ada di dunia khayangan sebab para dewa telah sepakat meninggalkan dunia manusia ketika manusia berhasil membangun negeri Galuh. Namun entitas kesadarannya terbawa aliran waktu dan kembali ke dunia manusia. Sekarang, dewa Fumeripts tahu apa yang telah terjadi. Dia merasakan adanya aliran sastra roh bintang yang menyelimuti lembah Agats.
“Horologium,” ucap dewa Fumeripts. “Seseorang telah menjalin kontrak dengan roh bintang pengendali waktu.”
“Berarti, seorang Tetrabarun menggunakan kekuatan sastra khodam untuk membawa tanah Asmat kembali ke zaman semono,” sahut Galigo. Kali ini dia sudah merasa nyaman berhadapan dengan dewa Fumeripts.
“Lalu, apa yang harus torang lakukan untuk kembali ke masa depan?” tanya Sikerei memasang wajah berpikir, padahal dirinya tidak memiliki ide apapun.
Sebagai mahluk khayangan, dewa Fumeripts seolah ternodai akibat kekuatan sastra roh bintang Horologium. Karena itu, dirinya harus menghentikan peristiwa ini dan mengembalikan waktu yang sesungguhnya di dunia manusia.
“Sekarng kamu pergi dan cari manusia yang mengendalikan aliran waktu ini,” ucap dewa Fumeripts pada Galigo. “Cari tahu apa iblis Makanoe juga terbawa jiwanya oleh aliran waktu ini!”
“Lalu aya bagaimana?” tanya Sikerei.
“Sebagai orang Asmat, kamu diam di sini dan pujilah aku agar aku bisa melakukan tugasku ha-ha-ha.” Dewa Fumeripts tertawa.