Di dunia roh bintang, awan-awan bersinar kelap-kelip menjadi bagian kehidupan mahluk astral yang mendapatkan berkah ibu Pertiwi di dimensi keenam. Awan-awan itu ibarat sebuah pulau melayang di ruang angkasa yang penuh bintang. Di dunia itu, dewa Fumeripts berada untuk memutuskan aliran waktu yang telah membawa jiwanya kembali ke dunia manusia.
Horologium yang bertanggung jawab akibat aliran waktu tersebut, sebagai roh bintang mencoba untuk memutuskan kontrak perjanjian dengan jewel di dunia manusia yang mengendalikan kekuatan sastranya. Jika kontrak perjanjian itu berhasil diputus, maka aliran waktu di dunia manusia kembali seperti semula.
Kembali ke dunia manusia, Baruna Kala yang menciptakan aliran waktu dengan kekuatan sastra khodamnya tiba-tiba tidak berdaya mengendalikan tekanan aliran waktu yang berputar kembali ke waktu yang semestinya. Di atas tempurung Makanoe dia berusaha untuk mempertahankan aliran waktu tersebut.
“Apa yang terjadi?” Baruna Kala terlihat tertekan oleh kekuatan sastra khodamnya.
Di samping itu, Baruna Arai yang melihatnya memiliki kesempatan untuk mengalahkan kapten Javanica. Dia berlari di atas aliran sungai, lalu meloncat ke udara sambil merapalkan sastra khodamnya.
“Dengan skala Mohs, batu yang berasal dari pohon kehidupan, sinarnya yang melesat menembus jiwa-jiwa yang kekal. Aku panggil roh bintang batu pirus.... SAGITARIUS.”
Zirah batu akik menyatu pada tubuh Baruna Arai, sinar biru zirahnya membuat kapten Borneo terlihat seperti seorang pangeran pemanah. Kemudian busur panah arjuna berada di genggamannya, lalu ditarik tali busur itu dan melesat sebuah panah dari dunia roh bintang milik Sagitarius.
Melihat sebuah serangan mendekati, Baruna Kala bertindak meskipun dirinya sedang mengalami kesulitan yang tidak diketahui penyebabnya. “Efek Slow.” Dia menggunakan kemampuan itu itu mengulur waktu dari suatu benda atau mahluk hidup.
Baruna Arai yang juga mengalami efek melambat di sekitarnya, tiba-tiba Baruna Kala ada di sampingnya dan menendang tubuhnya hingga jatuh ke sungai. Tidak sampai di sana, masih memiliki kemampuan untuk mengendalikan Makanoe, kapten Javanica itu memerintahkan mahluk iblis tersebut untuk menyerangnya.
“Jadi karena kamu menggunakan kekuatan sastra roh bintang kelahiran, Arakar merekrutmu menjadi anggotanya?” Baruna Kala mengetahui bahwa lawannya adalah anggota organisasi misterius yang paling berbahaya di dunia dan ditakuti lima negeri besar.
Serangan bola air Makanoe di dalam sungai membuat Baruna Arai mencoba bertahan dari arus berputar yang dahsyat mengenai dirinya. Dengan keadaan yang terpojokkan itu, kapten Borneo mencoba melesatkan anak panah dan berhasil. Anak panah yang keluar dari dalam sungai, menjadi tempat perpindahannya dan terhindar dari serangan iblis itu.
Baruna Kala geram melihat kekuatan khodam dari roh bintang kelahiran yang dianggap istimewa dibandingkan roh bintang lainnya. “Bahtera Waktu.”
Jika biasanya Baruna Kala memutar waktu ke belakang namun kali ini dia mencoba memutar waktu ke masa depan dengan serangan bahtera waktu. Dia ingin melihat kekalahan lawannya. Dilihatnya, zirah batu akik yang melekat di tubuh Baruna Arai seakan memudar dan setidaknya itu yang dinantikan oleh kapten Javanica.