GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #162

S4. Libra

Tiga puluh tahun yang lalu, sepasang suami-isteri di suatu desa melahirkan bayi ajaib yang menggegerkan tanah Bali. Seorang bayi perempuan yang memiliki mata putih, telah dinantikan oleh seluruh penduduk tanah Bali akan kedatangan titisan ibu Pertiwi yang akan membawa keberkahan seluruh tanah negeri.

Kabar mengenai bayi itu didengar oleh ketua suku yang langsung datang menjemputnya. Bayi itu pun dibawa ke lingkungan keraton Bedulu namun kedua orangtuanya dibunuh atas perintah ketua suku. Bayi itu lalu tubuh sebagai gadis cantik yang dipuja-puja penduduk Bali hingga diciptakan sebuah tempat pemujaan yang disebut area suci.

Di area suci itu pula, sebuah patung raksasa disembah untuk singgahsana tertinggi, bagi titisan ibu Pertiwi. Kelahirannya pun benar-benar membawa berkah bagi tanah Bali. Tanah Bali makin ramai banyak pengunjung dan pembangunannya hampir menyamai pusat kerajaan negeri Sabda, bahkan rumah penduduk pun lebih mewah dibandingkan penduduk di pusat kerajaan.

Di usianya yang masih remaja, setelah kematian ketua suku sebelumnya, anak itu pun diangkat oleh penduduk tanah Bali yang harus menyingkirkan semua keluarga besar ketua suku sebelumnya. Pertumpahan darah akibat keegoisan masyarakat berambisi untuk mengangkat titisan ibu Pertiwi sebagai ketua suku tanah Bali, meskipun sebenarnya anak itu tidak menginginkan posisi tersebut.

Akibatnya, dia pun menunjukkan seorang wakil yang direstui para pejabat dan dirinya mengurung di dalam patung raksasa Garuda Wisnu Kencana. Hingga suatu hari, datang seorang lelaki yang mengajaknya untuk berpetualang. Dengan kemampuannya yang bisa berpindah-pindah, memudahkan dirinya untuk pergi kapan pun dari tanah Bali.

“Kamu ingin mengubah dunia ini, Dewi Kirana?” tanya sahabatnya yang mengajak dia berkenalan. “Kita bisa membangun organisasi untuk menata dunia lebih baik lagi.”

“Bagaimana?”

“Kita berdua memiliki batu akik bintang kelahiran, kita kumpulkan jewel terbaik pengendali batu akik bintang kelahiran untuk membangun kekuatan dan mengubah dunia.”

Dengan lelaki itu, Dewi Kirana membangun Arakar untuk melahirkan tatanan dunia baru yang lebih baik dari apa yang dilihatnya. Untuk mencapainya, Arkar pun harus menggulingkan lima negeri besar dan merebut mahkota elemen dunia dari Pancadev. Sebab lima kerajaan dianggap tidak adil karena hanya pusat kerajaanlah yang terlihat lebih makmur dibandingkan tanah negeri lain.

Kemudian, dimulailah misi Arakar. Menggunakan nama biru dari roh bintang yang dikendalikan, Dewi Kirana menjalankan misi pertama Arakar merebut mahkota elemen Tanah. Libra adalah nama yang dikenal oleh anggota Arakar lainnya mengenai dirinya.

Setelah keberhasilan misi Libra, membuat anggota lain bersedia membentuk tim untuk mendapatkan mahkota elemen berikutnya. Tim ombak menjalankan misi merebut mahkota air di negeri Tirta. Meskipun Libra menyaksikan bagaimana perjuangan temannya hingga mengorbankan nyawa, tapi misi itu berhasil dan Libra sendiri yang menerima mahkota elemen air dari Aquarius.

Selanjutnya, tim angin berhasil merebut mahkota elemen udara di negeri Dirga. Libra juga yang menerima keberhasilan itu dari Scorpio meskipun tim mereka yang ceroboh pun gugur di istana Luwuk. Lalu, mahkota elemen cahaya yang cukup sulit akibat jebakan Karradev berhasil direbut tim senja yang Libra terima dari Sagitarius.

Kini, tersisa satu mahkota elemen suara yang berada di negeri Sabda, dan keberadaan satu anggota Arakar ketiga belas bernama biru, Ophiucus. “Tanah Bali dianggap sebagai markas Arakar, jika anak-anak itu yang selalu berusaha menggagalkan misi kita datang ke sini. Bunuhlah mereka?”

Lihat selengkapnya