GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #166

S4. Tim Melodi

Ada sebuah gua di suatu tempat yang letaknya dekat pesisir, tepi daratan yang di penuhi tebing curam. Di bibir gua tersebut berjalan seseorang memasukinya yang di dalamnya terdapat beberapa obor sebagai penerang. Terlihat ada dua orang lain di dalam gua itu yang menyambut kedatangan dia.

“Dari mana saja, kamu?” ucap seorang pria di dalam gua yang berdiri dengan seorang wanita.

Orang yang ditanya itu menjawab. “Aku dari tanah Bali.”

“Pertemuan Pancadev segera dimulai,” balas lawan bicaranya. “Apa kamu cukup tenaga untuk melakukan perpindahan ke sana.”

Orang itu mengangguk. Selanjutnya, dia menggunakan kekuatan sastra pengendalian batu akiknya hingga sebuah pusaran kegelapan tercipta menjadi jalan pintas menuju tempat yang akan di tuju. “Ayo kita pergi.”

Ketiga orang di dalam gua itu pun memasuki lingkaran hitam bersamaan dan seketika tubuh mereka ada di tempat yang sebelumnya tak pernah dikunjungi. Sebuah ruangan tempat diselenggarakannya pertemuan Pancadev di istana Merdeka milik organisasi perdamaian dunia. Ketiga orang itu adalah Arakar sebagai tim melodi yang bertugas mendapatkan mahkota elemen suara.

“Mungkin kali ini cukup berat untuk mendapatkan mahkota elemen suara jika harus berhadapan dengan Pancadev dan OPD,” ujar Leo waspada.

Ophiucus yang berdiri di sampingnya menyahuti. “Serahkan padaku untuk mendapatkan mahkota elemen suara, pemimpin Leo.” Ophiucus yang berhadapan dengan Sabdadev Lingga memperhatikan perempuan cantik yang dia sadari memegang mahkota elemen suara itu.

“Kalau begitu aku akan memulainya,” ucap Aries. “Panggilan suci yang mengumpulkan para pengembara dalam tempat agung. Batu berlian bersinar…. LONCENG RAKSASA.”

Aries mengucapkan syair yang membuat batu akik di jari manis kanannya bersinar terang membuat orang-orang di dalam ruang pertemuan tidak mampu melihat, namun ketika cahaya terang itu hilang seketika semuanya berada di dalam sebuah lonceng besar.

Meskipun Aries berhasil mengurung sebagian besar orang di sana, tapi ada dua orang yang berhasil melarikan diri dengan kecepatan suara yaitu Sabdadev Lingga dan putri Rengganis. Namun, Aries sudah menduga bahwa pemimpin negeri Sabda itu pasti mampu menghindarinya karena memiliki elemen suara yang kecepatannya lebih cepat dari perpindahan milik Ophiucus.

Di samping itu, tentu saja Ophiucus yang sudah mengatakan bahwa dirinya akan mendapatkan mahkota elemen suara segera mengejar Sabdadev Lingga dan putri Rengganis meninggalkan Aries dan pemimpin Leo untuk menghadapi mereka semua.

“Ternyata ini hanya jebakan,” ucap Dharadev Guan.

Terlihat Aries memberikan sesuatu pada pemimpin Leo yang langsung meletakkan di kedua telinga. Dan serangan yang sebenarnya akan Aries lakukan. “BUNYI LONCENG.”

Lonceng raksasa yang mengurung mereka semua bergetar dan menghasilkan bunyi dahsyat membuat telinga mereka yang mendengarnya berdarah. Sekalipun mereka mencoba menutup telinga dengan kuat, suara lonceng tersebut seakan merambat di tubuh yang membuat semuanya jatuh menahan sakit yang tak terkira.

Melihat lawannya bergelimpangan, Aries menghentikan bunyi loncengnya. “Ternyata perkiraanku salah, dan ternyata cukup mudah untuk menghadapi kalian.”

Meskipun pemimpin Leo tidak mendapatkan dampak dari suara tersebut, tapi dia awas memperhatikan lawannya yang bergelimpangan akibat Aries. “Kita jangan berkesimpulan terlebih dulu, mungkin mereka sedang memastikan kekuatan yang kita miliki.”

Lihat selengkapnya