GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #169

S4. Kematian

Suatu hari di tanah Sasak yang cerah, penduduknya hidup damai dan setelah masa panen ketua suku tanah Sasak mengadakan sedekah bumi sebagai wujud syukur terhadap alam atas berkah yang mereka dapatkan. Orang-orang berbondong-bondong membawa olahan hasil panen menuju kaki gunung Rinjani yang dipercaya tempat suci bersemayam kekuatan alam di puncak gunungnya.

Keraton ketua suku sendiri berada di kaki gunung Rinjani berbentuk rumah bale yang besar berlapis emas, sedangkan rumah bale penduduk dibuat dari anyaman bambu sebagai dinding dan beratap jerami yang membentuk setengah lingkaran dengan sisi depan dan ujungnya melengkung.

Saat di tengah keramaian pesta hasil panen, tiba-tiba bencana melanda. Sebuah gempa bumi menggegerkan orang-orang hingga berlarian kembali ke rumah masing-masing. Belum sampai di situ, gunung Rinjani meletus mengeluarkan lahar panas yang langsung menyapu habis tanah Sasak saat itu. Korban bencana alam yang selamat, tidak mendapatkan perhatian dan seorang gadis kecil yang kehilangan kedua orangtuanya tidak ada yang mempedulikan. Dia harus berusaha berjuang seorang diri demi hidupnya hingga akhirnya sebagai seorang jewel yang hebat.

“Ine Meja..,” Namanya dikenal di seluruh tanah Sasak yang membangun kembali tanah negerinya. Orang-orang bersorak ketika wanita cantik itu kembali setelah mengembara dan mengajarkan ilmu kepada anak-anak.

Namun sayang, suatu hari penduduk tanah Sasak mengkhianatinya. Sebagai orang yang kuat dan hebat, Ine Meja dipersembahkan sebagai tumbal bagi gunung Rinjani agar tidak meletus setelah suatu gempa melanda tanah Sasak. Setelah itu, gunung Rinjani yang awalnya terlihat membumbungkan asapnya kembali terlelap tenang dan tidak jadi meletus seperti yang dikhawatirkan. Semua diyakini penduduk tanah Sasak karena memberikan korban wanita muda yang kuat setangguh gunung Rinjani.

Meskipun telah dikorbankan kepada gunung Rinjani dengan melempar kepada kawahnya, Ine Meja masih hidup hingga kini karena pertolongan roh bintang Aries yang mendiami gunung Rinjani. Dan sekarang, pengkhianatan itu masih terkenang dalam ingatan Ine Meja.

Ketika dirinya menjadi anggota Arakar dengan nama biru Aries, dirinya dikenal sebagai wanita kuat yang selalu memandang remeh lawannya tanpa ampun. Baginya semua manusia sama, saat mereka tidak memerlukan bantuan orang maka manusia akan mengkhianatinya.

Dan kini, Aries tidak akan menaruh rasa belas kasihan melihat penduduk pulau Nusakambangan menjerit disambut oleh kematian. Teriakan mereka membuat Aries mengenang bencana alam yang melanda tanah Sasak waktu kecil. Sekejam-kejamnya dirinya, baru kali ini Aries melakukan kejahatan, sekejam bencana alam yang tidak memandang siapapun.

Sambil menyaksikan hancurnya pulau Nusakambangan dan jatuhnya tiga anggota elit OPD karena serangan dari lonceng kematian, tiba-tiba muncul Ophiucus yang datang membawa mahkota elemen Suara.

“Wah?” Di samping Aries, Ophiucus melayang di udara tanpa kekuatan khodam menyaksikan kekuatan dari khodam milik Aries. “Ternyata kamu jauh lebih mengerikan di bandingkan anggota Arakar yang lainnya.”

“Apa tugas kita telah selesai?” tanya Aries.

Ophiucus menunjukkan mahkota elemen cahaya di genggamannya. “Lihatlah!”

“Lalu, di mana pemimpin Leo?” Aries kira pemimpin Leo bersama Ophiucus.

Ophiucus menggeleng, “mungkin pemimpin Leo bersama Libra karena sejak awal Libra ada di sini dan menghancurkan kapal-kapal pengantar Pancadev.”

Tidak perlu lama, pulau Nusakambangan yang merupakan sebuah armada laut dari logam langsung tenggelam. Apalagi, Pragalba yang menguasai dan mengendalikannya kini sedang tidak sadarkan diri.

Kemudian, Aries melepaskan kekuatan khodam setelah melakukan serangan dahsyatnya hingga tidak menyisakan pulau Nusakambangan di permukaan samudera. Hanya orang-orang tertentu yang terlihat masih bertahan di atas permukaan laut.

“Ayo kita kembali!” ajak Aries sambil turun dan berdiri di atas permukaan laut yang langsung diikuti oleh Ophiucus.

Aries tidak tahu apa yang telah dilakukan Ophiucus hingga berhasil mendapatkan mahkota elemen suara, tapi dirinya puas berhasil menghancurkan markas besar organisasi perdamaian dunia. Dari perasaan puas, tiba-tiba Aries terkejut ketika dari dalam lautan muncul sebuah bahtera besar yang menyelamatkan orang-orang. Bahtera itu berdiri gagah menjulang.

Lihat selengkapnya