GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #173

S4. Roro Jonggrang

Pada zaman semono, Aji Saka yang merupakan satria muda yang tangguh memasuki hutan terlarang dan menemukan candi Prambanan. Seorang diri, Aji Saka memasuki candi dan berhasil melewati rintangan hingga berhadapan dengan Roro Jonggrang. Pemuda tangguh dan perkasa yang pertama kali memasuki candi dan membangunkan Roro Jonggrang dari segel suci membuat wanita pemilik kecantikan abdi tersebut jatuh hati hingga pemuda itu dipersilahkan memasuki candi utama.

Meskipun ada syarat yang sebenarnya diajukan oleh Roro Jonggrang yaitu selepas Aji Saka mendapatkan ilmu rahasia di candi Prambanan, Aji Saka harus membebaskan Roro Jonggrang dari segel suci dan terbebas keterikatannya dengan candi Prambanan. Akan tetapi, Aji Saka membohongi ketulusan Roro Jonggrang dan meninggalkan dirinya.

Setelah sekian lama dalam segel suci dan mengetahui segala peristiwa yang terjadi di dunia manusia, kini Roro Jonggrang bangun kembali dan melihat sosok yang menyerupai Aji Saka atau memang dialah titisan Aji Saka.

“Tidak mungkin,” bentak Roro Jonggrang. “Tidak aku biarkan kalian memasuki candi utama.”

“Ternyata memang benar, sayang sekali wanita yang begitu cantik menandingi kecantikan bidadari tidak memiliki rasa belas kasihan kepada kami yang telah lelah menaklukkan jebakan hingga sampai sini,” ucap Sandanu menatap Malin. “Hatinya tidak secantik rupanya.”

Roro Jonggrang langsung tersentak mendengar hal tersebut. “Bukan seperti itu! Anu..”

“Sepertinya hatinya tidak lebih cantik darimu Centini, ronggeng tercantik di seluruh dunia,” sahut Sandanu.

“He? Beraninya kamu membandingkan kecantikan abdi milikku dengan wanita yang kecantikannya termakan oleh waktu,” bentak Roro Jonggrang.

“Sandanu?” Malin Kundang mengibaskan sayapnya membuat Sandanu tergoyang. “Kamu tidak seharusnya bicara seperti itu dan membuatnya marah!”

Roro Jonggrang menunjuk Centini sambil memalingkan wajah dengan kesombongan. “Hai wanita kecantikan fana, aku akan menantangmu!”

“Aku terima tantangan itu,” sahut Centini.

“Lihatlah dan buka matamu baik-baik! Tidak akan ada wanita yang melebihi kecantikan dan kekuatanku!” Roro Jonggrang melepaskan kekuatan sastra yang seketika membuat Sandanu dan Malin Kundang menjadi batu. Hahahaha.. dia pun tertawa puas.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Centini.

Roro Jonggrang melangkah mendekati Sandanu. “Jika wanita itu tidak sanggup melawanku, maka kamu akan selamanya menjadi batu di sini dengan kesadaran jiwa tanpa tertidur.”

Dan Roro Jonggrang berjalan kembali ke tempatnya semula dan menatap Centini. “Peraturannya cukup mudah, sebagai seorang ronggeng mampukah kamu keluar dari nyanyian sastraku?!”

Roro Jonggrang bercerita sedikit mengenai dirinya yang abadi terikat dengan candi Prambanan. Karena kecantikannya yang menggegerkan Swargaloka, membuat lelaki manapun yang melihatnya akan bertekuk lutut di hadapan Roro Jonggrang, hingga seorang pangeran dari bangsa raksasa bernama Bondowoso pun tidak mampu menahan cintanya saat melihat kecantikan Roro Jonggrang.

Sekali lagi, karena kecantikannya semua laki-laki bersedia melakukan apapun untuk mendapatkannya. Akan tetapi, Roro Jonggrang menyombongkan diri dan memanfaatkan semua laki-laki untuk memenuhi ambisinya. Saat mengetahui pangeran dari bangsa raksasa jatuh cinta padanya, Roro Jonggrang meminta persyaratan yang tidak masuk akal untuk dibuatkan seribu candi dalam satu malam.

Lihat selengkapnya