Pancadev mengakui bahwa pemimpin Arakar bukanlah lawan yang sembarangan mengingat bahwa pemimpin Leo memiliki kekuatan mendekati Tuhan melalui ilmu Manunggaling Kawula Gusti. Karenanya, Pancadev harus berhati-hati menghadapi lawan yang kekuatannya tidak diketahui letak kelemahannya.
Dharadev Guan dengan kekuatan khodam roh bintang Hercules dari batu akik gioknya melakukan serangan pertama. “Gravitasi!”
Dengan kemampuan gravitasi tinggi terhadap pemimpin Leo melalui telapak tangan. Dharadev Guan menarik tubuh lawannya dengan kecepatan dan saat tubuh pemimpin Leo hampir dekat dengan dirinya, dia melemparkannya sampai menyudut di bukit batu.
“Gelembung,” Tirtadev Kandis menciptakan gelembung-gelembung besar yang diarahkan kepada pemimpin Leo dengan kekuatan khodam batu akik Laksamana Indragiri dari roh bintang Andromeda.
Ledakan gelembung yang mengenai bukit batu menciptakan longsoran bebatuan yang langsung menimbun pemimpin Leo. Meskipun demikian, pemimpin Leo langsung bangkit dan melesat di udara. Tetapi, di udara terdapat sebuah badai angin yang diciptakan oleh Dirgadev Manurung.
Kekuatan khodam roh bintang Cepheus membuat Dirgadev Manurung menciptakan badai kecil dengan kekuatan padat sampai pemimpin Leo tidak sanggup bergerak terperangkap dalam badai. Sementara itu, Karradev Janggi melesat dengan zirah batu akiknya dari khodam roh bintang Cassiopeia. “Sinar Ultraviolet!”
Karradev Janggi menyerang menggunakan beberapa berkas sinar ultraviolet yang menembus badai hingga menggores zirah batu akik milik pemimpin Leo. Setelah mendapat serangan-serangan tersebut, pemimpin Leo mengubah takdir dengan firmannya. Dengan sekejap mata, dia menghilangkan semua dampak serangan yang mengenai dirinya.
Di samping itu, Sabdadev Lingga masih memperhatikan kemampuan pemimpin Leo. Dilihatnya pemimpin Leo memanggil roh astral raja rimba, Sinbad yang merupakan makhluk astral berbentuk singa. Roh tersebut menyerang Dharadev Guan dengan auman keras sampai Dharadev kelima tersebut terpental hingga menembus bukit batu. Dipastikan bahwa Dharadev Guan terluka dengan kekuatan suara raja hutan yang menghancurkan zirah batu akiknya.
Melihat hal tersebut membuat amarah Dirgadev Manurung memuncak, dia melesat dengan angin badai yang memutari tubuhnya ke arah pemimpin Leo. Di dalam badai mereka bertarung hingga pemimpin Leo menciptakan guntur menggelegar di dalam badai sampai zirah batu akik Dirgadev Manurung hancur dan tubuh Dirgadev kedua itu jatuh terluka.
Selanjutnya, pemimpin Leo mengincar Karradev Janggi yang melayang di udara. Karradev ketiga pun melakukan serangan cahaya Ilahi. Namun dengan firmannya, pemimpin Leo berhasil membalikan serang tersebut sampai ratu peri itu tidak sanggup bertahan. Dia pun menyerang Karradev Janggi dengan pukulannya sampai wanita itu terpental dan jatuh menabrak bukit batu.
Tirtadev Kandis yang masih bertahan menciptakan gelembung-gelembung yang menari mengelilingi dirinya. Ketika melihat pemimpin Leo mendekatinya, ledakan demi ledakan gelembung-gelembung menyerang pemimpin Leo. Lalu, Tirtadev Janggi menciptakan gelembung yang besar dan berhasil mengurung pemimpin Leo.
Pemimpin Leo yang menyadari bahwa gelembung yang mengurungnya akan memberikan ledakan besar. Dia pun menggunakan kemampuan yang lainnya. “Bisikan Mimpi.”
Tiba-tiba saja tubuh pemimpin Leo dan Karradev Kandis tertukar dan saat gelembung itu meledak, mengenai Tirtadev Kandis sendiri yang membuatnya terluka dan Tirtadev keempat berhasil dikalahkan. Selanjutnya, pemimpin Leo menatap sabdadev Lingga yang tersisa sendirian.
Sabdadev Lingga yang berbalut zirah batu akik dengan kekuatan khodam dari roh bintang Perseus pun menyerangnya.