Di antara pertemuan empat samudra terlihat sebuah bangunan berkubah mengapung dengan kemegahannya. Menara-menara yang mengelilingi bangunan utama berkubah itu terukir gambar-gambar indah. Di atas kubah yang luas terlihat seseorang berdiri merentangkan tangannya. Lalu muncul sembilan orang memberikan hormat secara khidmat.
“Sang Hyang Suwung,” seru mereka. “Kami akan setia terhadap raja mutlak alam semesta.” Setelah penghormatan tersebut kesembilan orang itu yang tidak diketahui kepastiannya langsung menghilang.
Terlihat sosok yang disebut sebagai raja mutlak alam semesta itu mengenakan jubah Arakar bersimbol rasi bintang pawang ular, Ophiucus. Selanjutnya dia menciptakan sebuah lubah hitam dan dirinya masuk ke dalam media tersebut.
Di tempat lain, di dalam ruangan istana yang merupakan istana Galuh kini berdiri Ophiucus merentangkan tangan menyambut pasukannya. Ratusan orang itu membungkuk memberi hormat.
“Hormat setia untuk sang Hyang Suwung!”
Mereka adalah manusia abadi yang pernah hidup di Swargaloka dan selama ini keberadaannya terjebak di wilayah kutub bumi akibat menghindari kekuasaan iblis. Rombongan mereka dulu berlayar ke utara hingga memasuki daerah kutub yang tanpa mereka sadari akhirnya terjebak membeku di sana.
Kini manusia abadi itu telah dibebaskan oleh sang Suwung. Sebagai manusia abadi yang pernah hidup di Swargaloka tentu tahu siapa sesungguhnya sang Suwung yang telah membawa petaka dengan melepaskan iblis dari neraka.
Sekalipun manusia abadi itu menyadari yang telah diperbuat oleh sang Suwung, kini mereka telah berikrar untuk setia sebagai pengikut sang Suwung karena telah membebaskan dari wilayah kutub yang membekukan mereka. Tentu saja, kebebasan mereka harus dibayar setimpal untuk menjadi pengikutnya.
“Kini anak manusia yang rendah telah menguasai dunia,” ucap Ophiucus. “Sebagai manusia abadi yang lebih tinggi derajatnya dari mereka kalian harus merebut dunia ini dari kekuasaan mereka.”
Manusia abadi tahu bahwa anak manusia adalah mereka yang dilahirkan oleh manusia abadi sebagai tumbal yang diberikan kepada para iblis agar mereka sendiri bisa bertahan hidup. Sedangkan mereka yang tercipta langsung tanpa dilahirkan memandang rendah anak manusia hingga tidak mengakui bahwa anak manusia itu adalah keturunannya.
Perbedaan antara manusia abadi dan anak manusia adalah bahwa mereka memiliki tubuh dan rupa yang tetap seperti saat diciptakan terlihat muda dan rupawan sedangkan anak manusia mengalami pertumbuhan dan penuaan hingga akhirnya meninggal. Selain itu, manusia abadi tidak pernah meninggal kecuali tubuh mereka benar-benar hancur tidak bersisa.
Kini manusia abadi di hadapan Ophiucus berada di istana Galuh yang berhasil dibangun oleh sang Suwung melalui kekuatan lima elemen dunia. Terlihat dihadapan Ophiucus terdapat lima mahkota elemen yang mengeluarkan kekuatan untuk mengendalikan istana Galuh. Dengan begitu Ophiucus akan membawa pasukannya menuju tanah Jawa dan berperang melawan anak manusia.