GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #191

S4. Bangsa Raksasa

Raksasa adalah salah satu bangsa dari tiga bangsa mahluk fana selain manusia yang diciptakan melalui Kalam Tuhan dan dilindungi oleh kasih sayang ibu Pertiwi. Ketika iblis keluar dari neraka dan tercipta dunia di antara ruang dan waktu, raksasa pun jatuh ke dunia seperti halnya manusia yang diburu oleh para iblis. Karena raksasa memiliki kelebihan dari bentuk fisiknya, mereka pun menyeberangi lautan dan meninggalkan bangsa manusia di daratan Atlantis yang kini terpecah menjadi ribuan pulau-pulau yang disebut Nusantara dan menjadi tempat manusia membangun peradaban lima negeri besar saat ini. 

Pada zaman semono, bangsa raksasa yang sudah hidup damai di peradabannya datang seorang manusia yang minta bantuan agar bisa menghindari para iblis, dialah Astinendra yang menawarkan pada pangeran Bondowoso seorang wanita tercantik melebihi bidadari dari bangsa manusia. Kemudian, Bondowoso menuju daratan Atlantis untuk meminang Roro Jonggrang. 

Sesampainya di daratan Atlantis dan memberikan kapalnya kepada Astinendra untuk mengarungi lautan lepas menuju daerah kutub, Bondowoso mendapatkan kekecewaan sebab cintanya ditolak oleh Roro Jonggrang. Dan dia pun harus memenuhi permintaannya untuk mendirikan seribu candi. 

Bondowoso sadar bahwa dia tidak mungkin sanggup mendirikan seribu candi, maka dia meminta pertolongan kepada pasukan bangsa jin dari mahluk astral yang telah berhubungan baik dengan bangsa raksasa untuk mencuri candi Prambanan tempat para dewata di dunia khayangan, namun karena Roro Jonggrang berusaha menggagalkan usaha pasukan jin, satu candi pun tidak sempat dipindahkan hingga akhirnya Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang sebagai arca untuk menggenapi seribu candi itu. 

Selanjutnya, Bondowoso dan pasukannya yang tidak bisa kembali sebab kapal telah dibawa pergi oleh Astinendra pun memutuskan untuk bersemedi di dekat candi Prambanan demi membuktikan cintanya kepada Roro Jonggrang tidak akan berubah sampai persemedian yang panjang dengan tekad kerasnya mengubah Bondowoso dan pasukannya menjadi bukit batu yang menjadi benteng alam kota Mataram.

Waktu terus berjalan dan ribuan tahun berlalu, kini Bondowoso dipertemukan kembali dengan Roro Jonggrang. “Apa kamu baik-baik saja, Roro Jonggrang?” ujar Bondowoso. “Aku telah lama menantikanmu jatuh ke dalam dekapanku.”

Roro Jonggrang pun tersipu malu melihat Bondowoso yang meskipun memiliki fisik besar dan menyeramkan namun dari dekat wajahnya seperti arca yang terpahat begitu indah, tampan dan mengagumkan. “Aku..,” suara Roro Jonggrang kaku. “Baik-baik saja!”

Lalu, Bondowoso memeluk Roro Jonggrang dalam genggaman tangan raksasanya dan di dekatkan ke dada. Dia pun menatap Astinendra yang melayang di udara. “Kamu kembali juga Astinendra?”

“Waktu sudah berlalu, dan iblis telah tersegel jiwanya hingga dunia pun telah berubah,” balas Astinendra. “Karena itulah, kami manusia abadi yang berhak atas daratan ini kembali untuk merebutnya dari kekuasaan anak manusia yang tidak tau diri.”

Roro Jonggrang pun memberitahukan apa yang sedang terjadi saat ini, bahwa sang Suwung kembali mempersiapkan diri mengubah haluan masa depan untuk titik balik alam semesta yang akan segera tiba.

Dilihatnya oleh Bondowoso, pertempuran antara manusia abadi dan anak manusia yang terjadi di bawahnya. “Apa kamu ada di pihak dia atau mereka?” tanya Bondowoso pada Roro Jonggrang. 

“Tentu saja aku memihak anak manusia sebab Astinendra dan pengikutnya telah menjadi bawahan sang Suwung,” jawabnya. “Apakah kamu dan pasukanmu membantuku?” lanjut Roro Jonggrang. 

Tanpa mengajukan syarat apapun karena cintanya yang telah terukir abadi di hatinya, Bondowoso mengangguk dan bersedia membantu Roro Jonggrang. Wanita tercantik melebihi bidadari itu pun tersenyum dan mencium lembut jari besar Bondowoso. Setelah sekian lama menjadi arca sebagai penggenap candi dan penuh penyesalan, Roro Jonggrang telah berjanji bahwa siapapun yang tulus mencintanya akan dia berikan cinta untuk dia. 

Selanjutnya, Bondowoso memerintahkan pasukannya untuk membantu anak manusia. Para raksasa menangkap satu persatu manusia abadi dan melemparkannya ke arah laut lepas di sebelah selatan tanah Jawa. Hal itu pun membuat semangat pasukan lima negeri besar kembali setelah tahu bahwa bangsa raksasa ada di pihaknya. 

Lihat selengkapnya