Suatu ketika, lima negeri besar mengalami gerhana matahari yang membuat siang itu bagaikan malam tanpa sinar rembulan dan kerlipan bintang. Ritual-ritual gerhana matahari yang diyakini akan menjadi pertanda buruk kehadiran roh jahat pun berlangsung di setiap tempat dan di tanah Bali, untuk pertama kalinya perkumpulan Nawaoza melangsungkan upacara bersama di area suci istana Bedulu.
Di samping itu, Arakar telah terbentuk dan berkumpul di ruangan dalam patung Garuda Wisnu Kencana. “Alam telah mengabarkan bahwa kekuatan besar akan lahir di muka bumi,” kata Pemimpin Leo.
“Apakah kita akan memulai misi itu?” sahut Libra. “Merebut mahkota elemen dunia dari lima negeri besar.”
Kemudian pemimpin Leo membentuk tim khusus untuk mendapatkan mahkota elemen dunia dari lima negeri besar. Masing-masing, tim ombak yang terdiri dari Aquarius, Pisces dan Cancer bertugas untuk mendapatkan mahkota elemen air di negeri Tirta. Lalu ada tim angin yang terdiri dari Scorpio, Capricorn dan Gemini dengan misi menuju negeri Dirga untuk mendapatkan mahkota elemen udara.
Kemudian ada tim senja yang terdiri dari Virgo, Taurus dan Sagitarius mendapatkan misi untuk merebut mahkota elemen cahaya di negeri Tirta. “Aku dan Aries akan menuju negeri Sabda untuk mendapatkan mahkota elemen suara dan kamu Libra!”
Libra langsung memotong perkataan pemimpin Leo. “Aku seorang diri akan mendapatkan mahkota elemen tanah di negeri Dhara.”
Setelah pembagian tim Arakar terbentuk dan gerhana matahari mulai hilang hingga dunia kembali terang benderang, sesosok bayangan muncul di dekat mereka melalui celah sinar yang masuk ruangan.
“Apakah ada tempat untukku bergabung dengan kalian?” ucap seseorang yang tampak bayangannya saja bagi mereka.
“Siapa kamu?” balas pemimpin Leo.
“Aku hanyalah bayangan,” ucapnya. “Dan tahukah kalian para pengendali batu akik bintang kelahiran bahwa di antara dua belas roh bintang zodiark ada satu roh bintang di antara mereka yang berperan sebagai bayangan?” Orang itu membuat jeda ucapannya. “Dialah Ophiucus.”
“Tidak mungkin,” sahut Libra. “Ophiucus adalah roh bintang penjaga Aras di antara singgasana Tuhan.”
“Benar sekali,” balasnya. “tapi karena ular yang dijaga Ophiucus membangkang perintahNya dan menjadi salah satu di antara iblis, maka Ophiucus di hukum dan tidak bisa kembali ke Aras.”
“Aku mengerti.” Kata pemimpin Leo. “Jika kamu bersedia bergabung dengan Arakar, ikutlah denganku sebagai anggota tim melodi untuk mendapatkan mahkota elemen suara di negeri Sabda.”
Meskipun saat itu Ophiucus yang menjadi anggota Arakar yang ketiga belas tidak menampakkan wujudnya, pemimpin Leo menerimanya bergabung. Bahkan di antara anggota yang lainnya tidak mengenali siapa dia yang kemudian pergi tanpa jejaknya.
Sosok bayangan itu pun tak pernah lagi menampakkan diri sebagai anggota Arakar dalam setiap perkumpulan. Bahkan setelah Libra berhasil mendapatkan mahkota elemen tanah di negeri Dhara, Ophiucus tidak hadir dalam ritual percobaan menyerap kekuatan sastra dari mahkota elemen dunia itu hingga akhirnya Libra memutuskan untuk menyimpannya dan mengubah bentuknya seperti bola dunia.
Sosok Ophiucus yang memang berwujud bayangan itu telah keliling dunia untuk mendapatkan tubuh yang layak sebagai sosok manusia, hingga dia menemukan pemuda hebat yang memiliki kekuatan kegelapan di negeri Cakra yaitu Martulessy.