GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #196

S4. Mencapai Batas

Setelah gugurnya Cakradev Nuku dan Pragalba, tiga anggota elite OPD mencoba untuk menyemangati pasukan lima negeri besar untuk terus berjuang, sementara mereka juga tahu bahwa tak ada yang bisa melarikan diri dari selubung laser yang dipasang oleh Cakradev itu yang terlihat seperti kurungan besi sebab dilapisi besi yang terkuat oleh Pragalba melebihi kekuatan logam yang dia kendalikan di pulau Nusakambangan. 

Tian Malaka yang menggunakan elemen air dan tak mampu menyerap aliran sastra alam, terlebih lagi air terjun ajaib dari bukit batu yang mengelilingi kota Mataram hilang dengan bangkitnya raksasa. Terlihat Tian Malaka pasrah saat berteriak menyemangati prajuritnya dan seorang dari pasukan iblis menerkamnya langsung menggigit lehernya untuk menghisap darah sampai tubuh ketua anggota elite OPD itu bagaikan tulang terbungkus kulit. 

Melihat rekannya mati di depan mata, Bolawambona meleburkan dirinya dalam udara sebagai usaha terakhir. Peleburan diri menjadi udara dan dirinya masuk ke dalam tubuh beberapa pasukan iblis. Kemampuan rahasia itu adalah kemampuan terakhirnya karena tubuhnya yang melebur dalam udara dan tercerai-berai dihisap oleh pasukan iblis menjadi racun sampai menumbangkan beberapa pasukan iblis. Tapi, itu artinya Bolawambona sendiri tidak bisa menyatukan kembali peleburan itu sebab bagian-bagian jiwanya tidak bisa keluar dari tubuh iblis yang mati.

Sementara itu, Hasan Basri menumbuhkan rerumputan di tanah yang gersang. Kemampuannya itu berguna untuk memberikan aliran sastra kepada mereka yang membutuhkan. Rerumputan yang tumbuh memekarkan bunga dan penyerbukan terbang menciptakan aliran sastra.

Ketika itu, Sagitarius yang keluar dari istana Galuh terkejut melihat pemandangan yang mengerikan dari pasukan iblis yang kurang dari seratus orang namun begitu ganas memangsa prajurit lima negeri besar. 

“Di mana yang lainnya?” Sagitarius menghampiri Hasan Basri yang bersila kelelahan. Dia tahu bahwa hamparan rerumputan dengan bunga-bunga indah adalah kemampuan dari anggota elite OPD itu. 

Hasan Basri menepuk bahu Sagitarius dengan nafas tersengal-sengal. “Keadaan Pancadev telah aman tapi sisanya telah berguguran.”

Kemudian, Sagitarius melihat Renggi sedang bertarung melawan pasukan iblis. Dia pun berpamitan kepada Hasan Basri untuk menolong temannya tersebut. Belum jauh dia melangkahkan kaki, Sagitarius berhenti mendengar teriakan Hasan Basri yang diterkam beberapa pasukan iblis. 

Di depan matanya, Sagitarius melihat bagaimana pasukan iblis itu menggigit Hasan Basri hingga mengerang kesakitan dan tewas dengan tubuh menyisakan tulang terbungkus kulit. “Keterlaluan!”

“Panah Arjuna!” Sagitarius seketika menggunakan kekuatan khodam dengan mengenakan zirah batu akiknya, menyerang dua iblis yang membunuh Hasan Basri. 

Dua anak panah pun melesat dari busur Sagitarius dalam bentuk kekuatan sastra yang langsung mengenai leher kedua iblis itu ketika mendongak melihat ke arah Sagitarius seakan hendak menerkamnya.

Selanjutnya, Sagitarius melesat ke arah Renggi. “RENGGI!”

Baruna Renggi melihat Sagitarius yang menarik busur panahnya, dia pun menghindar dan anak panah Sagitarius berhasil mengenai leher iblis yang mengunci kedua lengan Renggi dan iblis itu pun tercerai seperti dua iblis sebelumnya. 

Melihat kedatangan Sagitarius, para Tetrabarun yang berusaha melindungi Roro Jonggrang dari Astinendra berteriak memanggil kapten Borneo itu karena terpojok akibat melemahnya kekuatan mereka sementara pasukan iblis semakin kuat setiap kali menghisap darah. “ARAI.”


***


Di dalam istana Galuh, pemimpin Leo dan Libra yang terjebak dalam kekuatan khodam milik Ophiucus berusaha keras untuk mengalahkannya. Berkali-kali pemimpin Leo mencoba mengubah takdir agar keluar dari ruang hitam yang membelenggu selalu gagal. 

Lihat selengkapnya