Seperti yang diketahui sebelumnya dalam tingkatan khodam, Sagittarius mampu menggunakan dua kekuatan roh bintang di mana tubuhnya dengan zirah batu akik safir dari roh bintang Sagittarius sedangkan busur dan anak panahnya yang melesat dengan kekuatan roh bintang Sagitta hingga berhasil menumbangkan beberapa prajurit dari pasukan iblis. Meskipun di samping itu, Tetrabarun yang lain hanya mampu bertahan untuk melindungi Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang masih tidak sadarkan diri setelah kedua lengannya putus dan melihat kematian Bondowoso oleh Astinendra. Sebagai manusia abadi, luka berat yang diterimanya membuat dia tidak mampu menahan sakit yang diderita dan sakit karena kehilangan ketika hatinya mencoba untuk menerima Bondowoso.
“Untuk apa kalian melindungi wanita itu?” kata Astinendra. “Biarkanlah aku mengakhiri penderitannya.”
Sagitarius menoleh pada sosok Roro Jonggrang yang tetap memancarkan kecantikannya. “Kalau kamu menginginkannya maka langkahi mayatku.”
Astinendra tertawa merasa dirinya tertantang. Meskipun wujudnya dalam mode iblis dan merupakan manusia abadi dari Swargaloka, bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia biasa. Karena itu, Astinendra akan menunjukkan kemampuan yang dimilikinya.
“Bagaimana jika kamu berhadapan denganku yang seperti ini?” Astinendra menarik dua iblis yang cukup dekat posisinya. Kepala dua iblis itu pun langsung berada di genggamannya dan Astinendra menyerap kehidupannya, mengubah dirinya menjadi lebih besar tiga kali lipat. Wajahnya menyerupai banteng dengan tanduknya yang panjang mencuat ke arah samping.
Melihat kejadian itu, Sagitarius mulai khawatir karena tak menduganya. Dia langsung menyerangnya dengan anak panah yang bertubi-tubi, akan tetap tubuh Astinendra tidak dapat dilukai. Astinendra tertawa memekakkan telinga yang mendengarnya. Bahkan pasukan iblis yang lain terpesona melihat penampilannya yang layak dianggap sebagai pemimpin mereka.
Mengenai Astinendra di Swargaloka dulu, dia adalah pemuda tampan yang pandai bersyair meluluhkan hati gadis-gadis yang mendengarnya. Bahkan setelah terciptanya dunia di antara ruang dan waktu, Astinendra diangkat sebagai raja dari Alengka yang membuahi wanita-wanita untuk melahirkan anak-anak manusia cantik dan tampan untuk dipersembahkan kepada para iblis.
Namun saat Astinendra mencoba meluluhkan hati Roro Jonggrang, dirinya dibuat sakit hati oleh wanita yang kecantikannya melebihi bidadari hingga dia pun tak bernafsu untuk mempersembahkan anak manusia pada para iblis dan memilih pergi meninggalkan daratan Atlantis menuju kutub bumi dengan diikuti oleh ratusan pengikutnya.
“Tombak neraka!” Sebuah bilah tombak panjang bermata dua, muncul di genggaman Astinendra dengan nyala api neraka yang pekat membara.
Melihat Astinendra, pasukan iblis lainnya yang jumlahnya menipis mendekati dan seketika memberikan penghormatnnya kepadanya. Sementara itu, Sagitarius mulai gentar dan mundur mendekati Tetrabarun yang masih melindungi Roro Jonggrang.
“Baruna Arai tidak mungkin mampu melawannya,” ujar Baruna Renggi.
“Kita semua akan berakhir,” keluh Baruna Intcjeh.
“Arai lakukanlah sesuatu!” pinta Baruna Kala Samudra, dia harap dengan kemampuan yang dimiliki Sagitarius bisa memindahkan mereka semua mundur ke tempat yang jauh.