GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #223

S5. Mengikat Khodam

Seperti yang sudah diketahui, manusia dengan kekuatan sastra sebagai Jewel yang artinya manusia berkehendak memiliki teknik pengendalian batu akik tingkat khodam dengan mengikat perjanjian dengan roh bintang setelah melewati ujiannya. Roh bintang yang telah mengikat perjanjian sebagai khodam akan mendiami dunia tersendiri di dimensi keenam dalam suatu keseimbangan.

Manusia yang merupakan mahluk fana, tentu tidak selamanya akan memberikan keseimbangan bagi roh bintang. Ketika roh bintang kembali bebas dari keterikatan khodam, jiwanya akan menentukan nasibnya sendiri dan memerlukan seorang Jewel dengan kekuatan sastra yang sesuai untuk kembali menjadi inang bagi dirinya mencapai keseimbangan.

Kini yang terjadi dengan roh bintang Eridanus, jatuh di dunia manusia akibat efek bangkitnya kekuatan Suwung yang juga berpengaruh di dunia roh bintang. Terlihat sosoknya yang berbentuk arus air yang penuh cabang seakan lengan-lengannya mengamuk di permukaan laut di lepas pantai Siberut setelah berhadapan dengan Pitung.

"Untuk mendapatkan kekuatan khodam dari roh bintang," ucap ketua suku tanah Mentawai. "Seorang Jewel harus memasuki entitas dunia dari jiwa roh bintang tersebut."

Kiliran Jao yang tidak tahu cari mengikat khodam mencoba untuk mengikuti saran ketua suku tanah Mentawai sekalipun dia menyadari bahwa beliau sendiri bukan seorang Jewel, namun sangat meyakinkan bahwa pengetahuannya mengenai kekuatan sastra dan teknik pengendaliannya begitu mendalam. Selain itu, Kiliran Jao cukup tahu kisah mengenai orang Mentawai yang diyakini keturunan murni dari ras kuno, Melayan.

"Baik!" Kiliran Jao mengikuti petunjuk dari ketua suku tanah Mentawai.

Untuk memasuki entitas dunia roh bintang, Kiliran Jao harus menghubungkan kesadarannya dengan jiwa dari batu akik yang dimilikinya. Setiap batu akik merupakan mahluk astral yang dulu dikutuk oleh para iblis dari neraka demi melindungi umat manusia di Swargaloka atas perintah ibu Pertiwi.

Mahluk astral dikelompokkan dalam tiga bangsa dan hidup sesuai dengan golongan kekerabatan membangun setiap ordo sesuai wujud dan tipe kekuatan yang dihasilkan. Dalam berkembang biak, mahluk astral hanya mampu berhubungan sesama ordo sendiri. Semenjak alam semesta tercipta akibat serangan para iblis, mahluk astral yang berhasil selamat dari kutukan bertugas di dimensi enam sebagai penjaga dunia manusia dalam gugusan bintang.

Di zaman semeno, mahluk astral yang disebut sebagai roh bintang mampu mengabulkan sebuah doa anak manusia yang dipanjatkan kepada bintang jatuh saat roh bintang bertugas mengawasi umat manusia dari serangan iblis di dunia, selanjutnya disebut sebagai kekuatan khodam. Kemudian, ketika manusia mampu membangunkan kekuatan sastra dan mengendalikan kekuatan batu akik, kekuatan khodam berevolusi sebagai bagian dari teknik pengendalian batu akik di mana setiap roh bintang mampu menjalin perjanjian dengan para Jewel sesuai batu akik yang dimiliki dari ordonya sendiri.

Roh bintang Eridanus yang merupakan mahluk astral dari ordo Undine dari bangsa lelembut memiliki kekerabatan dengan batu akik sungai daerah yang dimiliki oleh Kiliran Jao, karena itu menjadi kesempatan bagi dia untuk mengikat khodam. Dengan ingatan dari roh batu akik sungai dareh, Kiliran Jao menghubungkan dirinya memasuki entitas dunia roh bintang Eridanus.

Kesadaran dari Kiliran Jao masuk ke dimensi lain, seperti sedang menyelam di aliran sungai yang dalam dan dia sadar berhasil masuk ke dalam entitas dunia roh bintang Eridanus. "Hai kawan! Apa yang terjadi denganmu?" Kiliran Jao mencoba berkomunikasi dengan Eridanus.

Terlihat sosok Eridanus di dunia terdiam di tengah ombak lautan lepas pantai Siberut. Jiwanya sadar ada anak manusia yang berhasil memasuki entitasnya, "terima kasih kamu berhasil datang ke sini dan sedikit menenangkan jiwaku."

Lihat selengkapnya