GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #230

S5. Desa Na Ualu

Pada tahun 646 Z, terjadi huru-hara di lima negeri besar. Revolusi negeri Tirta saat kekosongan tahta Tirtadev dan keempat keluarga bangsawan menunjuk Caturenzi untuk mengontrol wilayah negeri Tirta dalam empat zona. Ambisi negeri Dhara dalam proyek membangkitkan kekuatan iblis Puaka yang menciptakan bencana di daratan Borneo. Perebutan gelar Asthabuddhi yang terjadi di negeri Dirga dan memicu perang saudara antar tanah negeri. Pemberontakan terhadap pemerintahan Karradev yang bersifat tirani di tanah Dani hingga teror suanggi yang menyebar di daratan Labadios. Dan kudeta yang dilakukan partai demokrasi yang menumbangkan sistem monarki keluarga istana Sabdadev.

Di tengah huru-hara tersebut, wilayah perairan empat samudera menjadi ramai oleh orang-orang yang mencari tempat pengungsian yang aman dan keadaan itu dimanfaatkan oleh para perompak besar dan mulai muncul istilah Tetrabarun yang disematkan oleh Organisasi Perdamaian Dunia kala itu, yang sibuk melakukan aksi kemanusiaan.

Di wilayah perairan samudera Natuna, kelompok besar perompak yang dipimpin perempuan muda mulai membangun kekuatan dengan merekrut orang-orang terbuang. Dia pun memungut anak-anak yang terombang-ambing di lautan akibat kehilangan keluarganya. Melihat hal tersebut, perompak yang dipimpin Baruna Intcjeh mulai melatih anak-anak kecil sebagai pengikut setia kelak.

Di pulau terluar ujung barat, pulau Sabang, di sana anak-anak kecil di bawah umur tujuh tahun mulai mendapatkan pelatihan khusus hingga terpilih delapan anak terbaik yang dijuluki Desa Na Ualu. Anak-anak yang mulai menginjak umur delapan tahun itu pun ditugaskan sebagai mata-mata di wilayah lima negeri besar dan perairan samudera kekuasaan Tetrabarun yang lain.

Sejak ditugaskan sebagai mata-mata, baru kali ini Desa Na Ualu berkumpul meskipun satu di antara mereka sudah tidak ada. Baruna Intcjeh membutuhkan kekuatan mereka karena para petingginya telah gugur dalam perang melawan Baruna Arai dan hanya tersisa satu petingginya yaitu Avisa Tarni yang merupakan sosok putri duyung dari ordo Fishman yang merupakan bangsa Lemuria.

"Tunjukkan kekuatan dan kesetiaan kalian putri-putriku," kata Baruna Intcjeh.

Desa Na Ualu langsung melakukan serangan melawan Renggi, yang mereka ketahui sebagai Baruna asal Borneo menggantikan Baruna Arai. Di samping itu, Renggi mencoba bertahan dengan menghindar dari serangan gabungan Desa Na Ualu sebelum kedatangan kawannya.

Melihat Renggi yang diserang oleh tujuh orang, Sandanu yang datang mendekat dengan bantuan Malin Kundang, langsung melakukan serangan sambil loncat turun dari tubuh Malin Kundang. "Batu mustika Siliwangi bersinar, CAKAR HARIMAU." Tapi, serangan mantra dari Sandanu itu dengan mudah dihindari oleh Desa Na Ualu.

Isogi yang masih berada di atas Malin Kundang, melihat beberapa anggota Desa Na Ualu melakukan serangan dengan kekuatan sastra. "Batu biduri bulan bersinar, JANTRA BIANGLALA." Isogi segera menyerang dengan memutuskan kekuatan sastra lawan.

Di samping itu, Boe yang datang bersama Fakho, dia memerintahkan anaconda yang dipanggil melalui kekuatan syair untuk menyerang Desa Na Ualu menggunakan sabetan ekornya.

Kini, di hadapan Desa Na Ualu, telah berkumpul lawannya yang tangguh. Mereka yang dikenal sebagai pahlawan dalam Mapralaya yaitu Sandanu dan temannya. Terlihat Sandanu berdiri di bagian tengah dengan Isogi dan Boe bagian kanannya, sedangkan di bagian kiri ada Renggi dan Fakho yang menggantikan posisi Mutia dan Galigo. Malin Kundang masih berada di sana dan tetap terbang di atas mereka, sementara anaconda dalam posisi melingkari mereka berlima seakan siap melindungi dari serangan.

Dari pihak Desa Na Ualu, ada putri Anggoni yang berdiri di bagian tengah dari barisan mereka. "Bertemu kembali kita, tapi kali ini aku tidak bisa mengantarkan kalian ke tujuan melainkan mencegah kalian sampai ke tujuan."

"Perempuan Suanggi," Sandanu ingat kepadanya yang mengantarkan menuju tanah Arfak.

"Di mana Galigo dan Mutia?" Tanya putri Nariti yang berdiri di ujung kanan.

Isogi menatap ke mantan putri ronggeng dari istana Mataram. "Aku tidak menduga sebelumnya jika kamu mata-mata Baruna Intcjeh."

"Seberapa dekat hubungan kita sebelumnya," kata putri Nariti. "Kali ini kita adalah lawan karena Desa Na Ualu telah mengikrarkan janji setia terhadap Baruna Intcjeh yang telah membesarkan kami dan menyelematkan kami saat terombang-ambing tanpa tujuan hidup, diambang kematian."

Lihat selengkapnya