GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #256

S6. Misteri Realita

Setelah mengantar kepergian Sandanu dan teman-temannya, Kampiun Malik berkumpul dengan anggota kampiun suci lainnya yang berjumlah sebelas orang, yang bertanggung jawab kepada pendeta Parmalim dalam mengontrol wilayah kekuasaannya.

Masih di dalam lingkungan keraton Samudera Pasai, tepatnya di area khusus dalam bangunan rumah rangkang yang berada di bawah bangunan utama keraton. Satuan kampiun suci ini terdiri dari tujuh pria dan empat wanita, berseragam lengkap dengan lencana keanggotaannya. Mengenai lencana itu sendiri berbentuk perisai dari lempengan emas yang berlambang sebuah pedang dan dua bintang yang mengapitnya.

Terlihat seseorang memimpin dalam pertemuan itu, dia seorang pria gagah dalam balutan seragam kampiun suci. Rambutnya berwarna burgundy terpotong rapi di bagian sisi meskipun tengahnya lebih panjang dan tersisir ke bagian kanan. Dia berdiri di depan kampiun suci lainnya yang berbaris dalam dua saf.

"Malam ini, pertemuan antara pendeta Parmalim dan para satria Jewel sudah berlangsung baik di keraton Samudera Pasai," kata Kampiun Meurah Silu yang berasal dari tanah Tamiang. "Selanjutnya kita harus tetap berjaga-jaga selama pendeta Parmalim ada di tanah Aceh."

"Siap laksanakan," sahut anggota kampiun suci.

"Kampiun Malik, Anda yang bertanggung jawab terhadap pasukan tarekat di tanah Aceh, koordinasikan para jawara untuk menjaga karena hal buruk bisa saja terjadi!" Perintahnya.

"Siap laksanakan!" Kampiun Malik menerima perintah dari Kampiun Meurah Silu.

Setelah itu, para kampiun suci kembali untuk istirahat setelah tugasnya selesai hari itu. Setiap mereka, menempati kamar masing-masing yang telah disediakan selama pertemuan ini berlangsung di tanah Aceh.

Terlihat malam itu, Kampiun Malik masih terjaga di sebuah rumah rangkang yang dibangun dekat kolam ikan, masih dalam komplek keraton Samudera Pasai. Dengan ditemani secangkir sanger yang menghangatkan badan. Dia masih memikirkan mengenai Sandanu yang berpandangan berbeda dengan Nawaoza.

Dalam keheningan malam, Kampiun Malik menyelamkan pikirannya yang terdalam sampai tidak menyadari seorang wanita cantik datang menghampirinya. Wanita itu sama seperti dirinya, masih mengenakan seragam kampiun suci. Rambutnya yang biru cerah terikat seperti ekor kuda yang panjang menjuntai sepunggung.

"Boleh aku menemanimu?" Sapanya sambil duduk di tempat yang tersedia, dekat dengan Kampiun Malik.

Terperangah melihat kedatangan wanita di samping, Kampiun Malik langsung menatapnya. "Ada apa Kampiun Siron?"

Kampiun Siron yang berasal dari tanah Gayo tersenyum manis. "Apa kamu khawatir dengan Sandanu? Bukankah dia teman masa kecilmu?" Kampiun Siron adalah salah satu kampiun suci yang berjaga di ruangan utama pertemuan antara pendeta Parmalim dan rombongan Sandanu.

"Kita sudah dilantik sebagai kampiun suci, dan tidak bisa lepas begitu saja mengkhianati Nawaoza," kata Kampiun Siron. "Aku tahu, sejak awal kamu hanya penasaran dengan ajaran Kapitayan dan realitas yang sesungguhnya di alam semesta ini."

Lihat selengkapnya