GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #268

S6. Pusaka Dasabaskara

Penerang tanah Tobati telah bersinar sepanjang jalan besar, menambah syahdu pemandangan yang tenang dan penduduk di sana sangat tertib melakukan aktivitas yang masih berlangsung ketika petang berpulang menyambut malam. Terlihat, atap-atap rumah sway bersinar di tepian bawah dan puncak limasnya dari reaksi minyak thotor dan logam barol.

Dari keraton Tabi, terlihat tiga kereta logam ditarik macan kumbang yang membawa rombongan Sandanu dan ketua suku Youwe menuju waofomau. Penduduk yang menyaksikan hal itu memberikan hormat. Dan ketika sampai di taman kota, terlihat patung megah Kaisar Samperi berhias cahaya dan tarian air mancur dari kolam yang mengelilinginya.

"Kenapa imperium Melanesia bisa runtuh kejayaannya?" Tanya Sandanu yang duduk satu kereta dengan ketua suku Youwe juga Isogi.

Ketika dua kereta lain dikendarai oleh petugas keraton Tabi, tapi kereta yang membawa Sandanu dan Isogi dikendarai langsung oleh ketua suku Youwe. "Perang dunia pertama di pertemuan empat samudera melawan imperium Melayunesia, membuat dua kepemimpinan itu runtuh karena kerugian besar dari kedua belah pihak," jawab ketua suku Youwe.

"Hal itu dimanfaatkan oleh perompak dengan menghasut para pemimpin daerah untuk memberontak dan kedua imperium di dunia pun runtuh." Lanjut ketua suku Youwe dan mereka telah melewati taman besar tanah Tobati.

"Apa ketua suku tahu, siapa kaisar imperium Melayunesia?" Tanya Isogi.

Kemudian, ketua suku tanah Tobati menceritakan tentang kejayaan dua imperium yang berdiri setelah insiden Masalembu dan kematian Dasabaskara yang mengakibatkan munculnya para perompak yang kejam di akhir abad pertama tahun zodiark.

Ketika kepemimpinan dunia goyang akibat insiden tersebut, dari timur di tanah Tobati melakukan ekspansi dan menyatukan wilayah Melanesia untuk menyerang perompak dan kejayaan itu muncul di pertengahan abad kedua tahun zodiark yang dipimpin oleh kaisar Samperi yang kelahirannya diyakini dari pohon Liana Lagara yang tumbuh di ngarai Enggros pada masa lalu.

Sementara itu, di belahan barat muncul imperium Melayunesia yang dipimpin oleh kaisar Sulalatus Salatin. Yang berhasil menguasai daratan Borneo dan Celebes juga Andalas, kecuali kerajaan Nanggroe Aceh.

Karena kuatnya pengaruh dua imperium ini, terjadilah adu domba yang dilakukan oleh para perompak hingga meletus perang dunia pertama di pertemuan empat samudera yang menjadi awal runtuhnya kedua imperium besar dalam sejarah.

"Dalam perang tersebut, Kaisar Sulalatus Salatin terbunuh yang sebenarnya menjadi kemenangan bagi imperium Melanesia," ungkap ketua suku Youwe. "Tapi, hal itu tidak menjadikan Kaisar Samperi menguasai kekuasaan Melayunesia karena banyak kerugian juga ditanggung."

Setelah berakhirnya perang dunia pertama, Kaisar Samperi membangun rumah mau setelah bertemu dengan Inada Sirici yang mencari pohon Sigaru Torra. Setelah itu, tanah Tobati membangun wilayah adat Mamta dari sebagian daratan Labadios.

Lihat selengkapnya