GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #274

S6. Keberadaan Trinata

Dunia yang begitu luas. Dunia yang penuh keragaman penduduk dan budayanya. Dunia pula yang menyimpan banyak misteri, tempat setiap orang memiliki tujuan dan impian masing-masing. Pandangan hidup yang berbeda-beda dengan segala jalan yang saling berpapasan.

Sejauh mata memandang dari ruang kemudi, Renggi hanya menyaksikan lautan luas yang membentang ketika membawa kapal Mena berlayar mencapai tujuan sekarang. Telah memasuki wilayah adat Saireri di negeri Karra, sejak meninggalkan pulau Yapen.

"Akankah tujuan hidupku bisa tercapai?" Renggi mulai kembali mengingat, alasan dirinya meninggalkan negeri tempatnya berasal. Tempat kehidupannya yang jauh berbeda dengan bangsa manusia. Negeri yang tersembunyi, menyiman misterinya tersendiri.

Terlihat dia mengusap wajahnya, seakan menyeka lelahnya perjalanan yang tidak kunjung usai. Renggi seakan mulai ragu dengan pendiriannya. Terutama, berada di dekat Sandanu dan teman-temannya yang sudah dia anggap orang yang berharga untuk dilindungi.

Ada banyak harapan, akan pandangannya kepada Sandanu yang dianggap sebagai sosok Satria Galuh yang diramalkan jauh sebelum dunia ini tercipta. Dari harapan ibu Pertiwi yang menyayangi semua anaknya yang tidak lain, segala mahluk hidup yang ada di alam semesta.

"Ayah, apakah kita bisa bertemu?" Renggi memandangi batu akik yang dimilikinya. Kemampuan sastra dari batu akik itu yang telah menjadikan dirinya mampu mengubah secara fisik menjadi bangsa manusia.

Tiba-tiba sekelompok burung terbang dari arah depan. Seakan berbondong-bondong melarikan diri dari bahaya di sana. Terkejut melihat hal itu, Renggi yakin bahwa sebentar lagi sampai di sebuah pulau.

Kemudian, Renggi berjalan ke arah dek kapal dari balkon rumah jubleg nangkub. Meninggalkan ruang kemudi. Dilihatnya, sekumpulan kapal yang seakan menepi di sebuah pulau, sebab terlihat bukit hijau di balik kapal-kapal tersebut.

"Sampai juga di tanah Biak," pikir Renggi memperhatikan di depan. "Mungkinkah kapal-kapal itu pasukan Baruna Kala yang telah tahu keberadaan Trinata di sana?" Dia pun menduga bahwa Baruna Kala Samudera sudah lebih dulu mengetahui tempat itu.

Kemudian, Renggi masuk ke dalam kapal dan mengabarkan bahwa kapal Mena telah dekat dengan tanah Biak. "Tapi pasukan Baruna Kala sudah sampai di sana?" Renggi menyampaikan kabar itu setelah mengumpulkan semua orang di kapal Mena, tepat di ruang tengah.

"Lalu bagaimana kita bisa masuk tanah Biak?" Tanya Boe, dia membayangkan bahwa pasukan Baruna Kala mungkin lebih banyak dibandingkan pasukan Baruna Intcjeh di pulau Nias.

Isogi pun tahu bahwa menerobos begitu saja pasukan Baruna Kala, hanya akan mempersulit sendiri. "Kita tunggu, dan perhatian apakah mereka bisa masuk ke tanah Biak?"

Lihat selengkapnya