GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #275

S6. Armada Kolosebo

Melewati selat Tapurarang, armada Baruna Kala menemukan petunjuk mengenai keberadaan Trinata di malam itu. Saat lintang kemukus bersinar di langit malam, seorang anggota baru di armadanya, mendeteksi jejak Trinata yang telah datang ke tempat tersebut.

Dia seorang pria berkepala plontos dan tubuhnya yang kekar berkulit hitam legam, mengenakan baju fuzo dari anyaman tali rotan yang membentuk cawat dengan sepasang sayap menutup bagian paha. Anyaman tali rotan lainnya membentuk penutup dada yang dimasukkan dari kepala jatuh di depan dan sedikit bagian belakang.

Tubuh kekarnya berhias tato garis warna putih di lengan dan badan, bahkan sedikit di wajah. Dan sebuah gelang rotan menghiasi pergelangan tangan dan kaki. "Energi sastra yang tertinggal di situs ras Melanes kuno telah diambil, tidak salah lagi bahwa Trinata itu yang disebut setan keborbor oleh penduduk tanah Fakfak," ungkap Pilar Siang yang telah melihat tulang belulang bekas ritual, saat mengecek di atas pulau Arguni.

Kemampuan spesial yang dimiliki Pilar Siang sebagai ras kuno, orang Matotuo adalah jalan menembus mimpi. Dirinya bisa mengetahui jejak seseorang dan menyusup ke dalam mimpi hingga tahu bahwa yang disebut setan keborbor adalah Trinata, karena dia melihat kunci Tetrabarun yang dibawa olehnya.

Mengenai energi sastra di situs suci di selat Tapurarang sendiri, merupakan kekuatan spesial dari ras kuno Melanes yang dikumpulkan sebelum memutuskan menyebar ke berbagai tempat sebagai bukti perjanjian yang sayang tidak pernah ditepati. Ras kuno Melanes telah terpecah membentuk kesukuan yang membangun budaya berbeda-beda.

"Sekarang di mana keberadaan Trinata itu?" Tanya Pilar Malam, seorang pria berkulit coklat dan rambutnya yang bergelombang sebahu berwarna abu gelap dengan sebuah ikat kepala bermotif yang disebut luat.

Pilar Malam, mengenakan sebuah rompi terbuka memperlihatkan tato ikan di bagian dada dan celana pendek berwarna coklat muda. Kain memiliki motif khas tanah Mentawai. "Apakah masih jauh dari sini?" Layaknya penduduk tanah Mentawai yang merupakan keturunan murni ras Melayan, Pilar Malam memiliki gigi runcing.

"Dia berada di tanah Biak, pulau terluar dari wilayah adat Saireri," jawab Pilar Siang.

Terlihat seorang wanita berkulit putih mengenakan baju rawang bono berlengan pendek dengan warna hijau cerah dan bawahan di atas mata kaki dari sarung bercorak biji delima bernama lipaq sabe. Di bagian pinggul mengenakan sabuk yang bernama sima-simang. Dia juga mengenakan kalung koin emas dan gelang tangan bernama gallang balleq. Rambut jingganya disanggul berhias bunga-bunga logam.

"Kita bisa melewati kanal Manokwari untuk mempersingkat waktu tempuh ke tanah Biak," ujar Pilar Dini, mantan anggota dewan negeri Dirga dari tanah Ulumanda. "Tanpa harus memutar melewati kepulauan Moluscus."

Percakapan ini terjadi di dek teratas armada induk Baruna Kala yang melewati selat Tapurarang, yang memisahkan tebing Kokas dan pulau Arguni di tanah Fakfak. Baruna Kala mengumpulkan mereka, setelah hilangnya cahaya lintang kemukus malam itu.

Terlihat, Baruna Kala duduk di kursi antik berhias matahari dan bulan di bagian sandaran. Dia mengenakan pakaian beskap yang terdiri dari jas hitam berkerah tinggi, berkancing depan berhias rantai jam emas dan bagian belakang lebih pendek dari bagian depan untuk ujung bawah jas. Sementara itu, bawahan menggunakan celana panjang sewarna berhias kain batik motif remo surabayan warna cream dan kain batik warna senada digunakan sebagai penutup kepala bernama odheng yang menutupi rambut merahnya.

"Lalu kenapa Trinata itu datang ke selat Tapurarang dan mengambil energi sastra di situ kuno ini?" Tanya Baruna Kala yang didampingi dua orang kepercayaannya, kru utama yang tersisa akibat serangan Baruna Arai sebelumnya.

Sebagai anggota baru di armada Baruna Kala melalui sayembara, Pilar Siang lebih waspada karena adanya dua ras kuno bersaudara yang mendampingi Baruna Kala. "Trinata itu menggunakan energi sastra ras kuno Melanes untuk menciptakan selubung pelindung di tanah Biak."

Lihat selengkapnya