GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #278

S6. Satu Tujuan

Kepercayaan yang dibalas dengan kekecewaan, membuat hati seseorang hancur. Dan saat arah tujuan hidup tak menentu, menuntutnya ke arah mana saja yang bagi dirinya, cukup untuk menerima keberadaannya. Keadaan itu yang kini dialami oleh Pilar Fazar.

Ketika dia mengetahui kabar mengenai sayembara anggota baru armada Kolosebo dari Baruna Kala, dia hanya melangkah seakan arah itu memberikan kepastian untuk melanjutkan petualangan, hanya sekedar melanjutkan hidup. Saat dirinya menjadi bagian Gangsal Cagak dengan gelar Pilar Fazar, seakan harapan itu ada bersama armada Kolosebo.

Meskipun dia sempat kecewa ketika ditugaskan menjaga armada, dibandingkan ikut langsung melawan Trinata di tanah Biak. Sekarang dia tersenyum bersemangat dengan darah muda, menghadapi para pahlawan yang datang untuk satu tujuan yang sama.

"Mungkin inilah peranku sekarang," ucapnya masuk ke dalam kapal setelah memerintahkan pasukan perompak menyerang rombongan Sandanu.

Di samping itu, putri keraton yang menjadi penumpang di armada Kolosebo merasa terheran. "Memangnya peran apa yang akan tuan mainkan?" Tanya putri itu sambil bersandar di dinding kabin.

"Jika ini akan menjadi akhir hidupku," balas Pilar Fazar. "Setidaknya aku tidak hanya berdiam diri, menunggu kematian itu menjemput."

"Sungguh aku tidak mengetahui jalan pikiran, orang yang yang sudah tidak memiliki arah tujuannya," timpal putri keraton itu.

"Memangnya kamu punya tujuan? Setelah tanah negerimu dikuasai pasukan tarekat, bahkan keraton megah milikmu rata dengan tanah menjadi abu," sahut Pilar Fazar.

Kemudian, dia mempersiapkan diri untuk mengambil waktu yang tepat menghadapi sosok yang diramalkan sebagai Satria Galuh. Pilar Fazar yakin bahwa pasukan perompak yang lemah, akan cepat dikalahkan oleh mereka semua.

Sebagai salah satu murid dari Dharadev ketiga, ilmuwan yang mempelopori eksperimen terhadap iblis Puaka yang melahirkan Boe Lare, Dharadev Kudungga. Pilar Fazar telah mempersiapkan senjata ciptaannya, untuk melawan Sandanu dan teman-temannya.

Dari dalam kapal, dia mendengar teriakan dan erangan pasukan perompak yang perlahan berguguran melawan satria jewel yang tangguh, sebagai harapan akan impian ibu Pertiwi.

Pilar Fazar yang telah ditampar oleh kehidupan, tanpa mengetahui kesalahannya terhadap mereka yang dibela. Dia tidak lagi peduli jika harus bertentangan dengan kebenaran.

Lihat selengkapnya