GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #280

S6. Menembus Tameng Nano

Menggunakan kapal chi yang mirip perahu lesung di tanah Asmat dengan ukuran dua kali lipat dan memiliki satu layar tanja. Fisjajao menyusuri sungai dari pengunungan Bintang hingga pesisir di tanah Bauzi yang menghadap Laut Lepas.

Mereka berlayar mulai fazar dari tanah Bauzi sampai mendekati pulau Warmambo, Fisjajao merasakan adanya kekuatan sastra dan pertempuran yang terjadi di luar pulau. Kemudian, kapal chi melayang dengan kemampuan dari pemangku adat AnimHa yang mengemudikannya.

Benar saja, ketika malam itu mereka sampai di luar pulau Warmambo, ada pertempuran antara Pilar Fazar dari armada Kolosebo dan rombongan Sandanu yang berlayar menggunakan kapal logam peninggalan armada Baruna Kalinyamat.

"Ternyata ada banyak pihak yang satu tujuan dengan kita," tutur pemangku adat Seirei. "Mencari keberadaan putri tunggal Karradev Janggi, sang penyihir putih yang dijuluki Trinata oleh para perompak akhir-akhir ini."

"Dan kita terlambat karena kabar mengenai selubung sastra pelindung di pulau hantu ini sudah hancur," imbuh pemangku adat MeePago. "Sepertinya pasukan Baruna Kala sudah masuk ke dalam pulau."

Sementara itu, pemangku adat AnimHa yang menyadari keberadaan Isogi dan teman-temannya pun menyapa mereka. "Sejak kapan kalian di sini?"

"Ketua suku Syuru Isoray," seru Isogi. "Kami datang untuk mengumpulkan kunci Tetrabarun."

Di tengah keadaan yang terpojok oleh Pilar Fazar, sekarang Sandanu dan teman-temannya merasa lega. Fisjajao datang di waktu yang pas bagi mereka untuk bisa mengalahkan Pilar Fazar.

Di sana pemangku adat Mamta yang menyadari adanya alat yang digunakan oleh Pilar Fazar menyarankan kepada rombongan Sandanu. "Kalian bisa masuk pulau lebih dulu, kami akan menghadapi perompak itu!"

"Jangan lupa, sampaikan ke putri Karradev Janggi bahwa dunia Liliput kini sedang kacau, ratu peri menghilang dan dirinya sebagai penyihir putih dibutuhkan di sana," imbuhnya.

"Jadi benar Trinata itu Putri Karradev Janggi?"

Sandanu dan teman-temannya terkejut, mengetahui bahwa Trinata yang mereka cari memang benar, adalah putri dari Karradev Janggi. Dan dia penyihir putih yang dimaksud oleh ketua suku tanah Tobati.

"Percayakah keadaan di sini pada kami," sambung pemangku adat AnimHa. "Kalian di dalam pasti akan berhadapan dengan pasukan perompak Baruna Kala yang lain!"

"Kalau begitu, terima kasih untuk bantuannya," balas Renggi yang kemudian mengajak teman-temannya untuk segera kembali ke kapal Mena dan melanjutkan perjalanan masuk ke tanah Biak.

Lihat selengkapnya