GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #282

S6. Pilar Siang

Di suatu tempat yang aneh dalam wilayah benua besar. Terlihat akar-akar menjalar di antara genangan air yang amat dalam, tidak terlihat dasarnya dan tidak diketahui kedalamannya. Akar-akar yang begitu kuat dan besar, bercabang-cabang melebar ke segala arah. Akar itu menopang pohon besar yang tiada tandingannya di dunia.

Pohon besar yang ukuran batangnya mencakup sebuah negeri, tumbuh di atas genangan air yang seluas samudra. Pohon Sigaru Torra, itulah pohon kehidupan yang tercipta dari sosok Dewi Hokaimiae. Terlihat pohon itu tinggi menjulang menembus awan, cabang dan dahannya melebar ke segala arah dengan daun hijau keemasan yang terlihat bagaikan bintang-bintang.

Di antara dahannya, terlihat sebuah biji bagaikan kristal yang dihiasi mahkota bunga yang berserabut. Biji itu pun jatuh dan masuk ke dalam genangan air di bawahnya yang begitu dalam. Tak terlihat lagi, biji pohon Sigaru Torra menghilang menembus dimensi.

Kemudian, terhubung dengan suatu tempat melalui kekuatan sastra yang membuka gerbang dimensi. Terlihat di sebuah dataran tinggi tanah keerom di negeri Karra, muncul pohon merambat ke langit di atas telaga Arso. Pohon yang kemudian dikenal sebagai Liana Lagara, melahirkan sosok-sosok misterius yang muncul dari putik bunga di antara batang yang menjalar.

Orang-orang di tanah Keerom, menyaksikan keanehan itu. Ada puluhan anak kecil yang terlahir dari Liana Lagara, akan tetapi hanya ada satu yang bertahan hidup hingga mencapai sisi telaga.

Seorang tetua di tanah Keerom merasa bahwa tanah negerinya mendapatkan berkah dari langit, sebab kejadian ini diketahui merupakan awal kelahiran Kaisar Samperi yang juga berasal dari pohon Liana Lagara.

"Ras kuno yang hilang, lahir kembali di tanah Keerom," tutur tetua bernama Rhewi yang kemudian mengangkat ras kuno itu menjadi seorang anak yang diberi nama Kimbramoro.

Kimbramoro yang hidup sebagai anak tanah Keerom, tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani, dan berbakti kepada tanah negerinya. Hingga suatu hari, pasukan tarekat datang merebut tanah Keerom darinya.

Kimbramoro yang kehilangan keluarga yang damai akibat pengaruh ajaran Kapitayan, dirinya pun dianggap sebagai ras kuno yang berbahaya dan terusir dari tanah Keerom yang dia cintai. Ketika itu, tetua Rhewi yang sudah wafat membuat Kimbramoro tidak punya alasan untuk tetap tinggal.

Dia pun mengembara di daratan Labadios dan akhirnya bergabung dengan kelompok perompak, Baruna Kala ketika mendengar adanya sayembara di antara para perompak yang saat itu berlabuh di tanah Marind.

Sebagai salah satu anggota Gangsal Cagak yang dijuluki Pilar Siang, kini Kimbramoro berada di telaga Numfor dari tanah Biak. Dirinya yang tersesat di labirin waktu, terjebak dalam keadaan yang mempertemukannya dengan rombongan Sandanu dalam aliran waktu yang dikendalikan.

"Ternyata ada pihak lain yang juga tersesat di dalam labirin waktu," ujar Pilar Siang yang berhadapan dengan rombongan Sandanu di tepi laguna Numfor.

Lihat selengkapnya