Di lihat dari luar, istana Dhamna berbentuk lingkaran dengan menara-menara yang semakin ke tengah semakin tinggi dan menara tertinggi membentuk lengkungan besar di atapnya. Bangunan istana terbuat dari tumpukan batu karang yang berlapis emtem dan terdapat banyak relief-relief bermakna tentang penggambaran kehidupan penduduk negeri Tirta dengan kejayaannya dan kekayaan alamnya.
Pilar-pilar menara berjumlah empat puluh satu sebagai tanda berdirinya empat puluh satu tanah negeri yang berada dalam wilayah daratan Andalas beserta pulau-pulau yang mengitarinya. Begitu juga bangunan-bangunan pada rumah komplek kedutaan menjadi satu bagian dari jalur tabung kristal yang berpusat pada istana Dhamna sehingga para duta bisa berkumpul di ruang kedutaan dan mereka memiliki acaranya sendiri.
Dalam kemeriahan penuh paras bahagia bersuka cita dan ini bukan pertama kalinya, karena dilaksanakan tiga tahun sekali. Selama ini belum pernah terjadi kekacauan karena pengamanan yang ketat, tapi kali ini sesuatu terjadi yang membuat semua orang di teluk Dhamna tidak menduganya.
DOAR.. DOAR…. DOAR…
Semua tabung-tabung transportasi membeku dan tiba-tiba meledak. Terdengar ledakan dari mana-mana dan orang-orang dalam bahaya.
Ketegangan dan ketakutan menjalar dalam hati mereka. Sang Tirtadev yang sudah berkonsentrasi penuh merasakan adanya kekuatan yang memasuki area pengendalian gurindam 12. Tirtadev dalam ruangannya berusaha sebaik mungkin untuk menjaga keseimbangan dari gurindam 12, tapi semuanya sia-sia.
“TOLONG….”
Semua orang berteriak minta tolong dan mereka yang memiliki kekuatan mencoba menolong yang lemah. Bola-bola cahaya dalam gelembung meledak dan api berkobar membakar yang bisa terbakar. Dari dasar laut ledakan terjadi membuat para ikan-ikan mati.