GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #33

S1. Caturenzi VS Arakar

Sebelum segel hikayat terbuka, ketiga anggota Arakar berhadapan dengan tiga anggota Caturenzi dari bangsawan negeri Tirta yang dikenal sebagai pengguna teknik rahasia pengendalian batu akik, gurindam. Gurindam merupakan kekuatan sastra rahasia yang berada satu tingkat di bawah gurindam 12. Jadi, mereka adalah orang-orang kuat yang berbahaya dan mematikan.

“Tunggu hey!” kata Cancer, “Bukankah mereka itu adalah Caturenzi?”

Pisces yang tidak menyadarinya terkejut. “Wah kamu benar! Tapi, kenapa mereka hanya beranggotakan tiga orang?"

“Ketua Aquarius, kamu terlalu gegabah,” kata Cancer dan Pisces yang langsung bersembunyi di balik punggung Aquarius.

Aquarius yang sudah mengetahui sejak kedatangannya tetap tenang-tenang saja. Baginya siapa pun yang menghalangi jalan hidupnya, akan dilawan dan dikalahkan. Karena itu, Aquarius yang memiliki tekad bulat terpilih menjadi ketua tim yang bisa mengambil keputusan dengan sikap tenang.

“Sepertinya, kami tidak bisa melawan mereka,” kata Cancer sambil memegang tangan kiri Aquarius.

Pisces yang berada di samping kananya pun berbuat sama. “Iya ketua Aquarius, melihat mereka pun membuatku takut.”

“Kalian tidak perlu takut,” ucap Aquarius menenangkan. “Aku akan memimpin kalian.”

Waw, mendengar suara lembut yang menenangkan membuat Cancer dan Pisces kagum dengan setiap pikiran, perbuatan dan perkataan Aquarius. “Baik ketua Aquarius.”

“Aku akan berjuang untukmu.” Cancer menatap Aquarius dengan sepenuh hati, wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

Pisces yang memperhatikan Cancer terbakar api cemburu, anak laki-laki itu tidak normal. “Aku yang akan berjuang untuk ketua Aquarius!” bentak Pisces kepada Cancer di depan Aquarius.

“Tidak, kamu tidak bisa melindunginya,” hardik Cancer.

Pisces tidak mau kalah. “Kamu yang terlalu lemah, karena itu keberadaanmu yang akan menyusahkan ketua Aquarius.”

“Aku rela menyerahkan hidup dan matiku untuk ada di dekatnya.”

“Tidak bisa, aku yang akan menemaninya dalam keadaan sehat ataupun sakit, selama hidup hingga mati. Aku akan tetap bersamanya.”

Aquarius mengetahui perasaan mereka yang selalu bersaing untuk merebutkan hatinya. Selama perjalanan, mereka berdua selalu mencari simpati agar mendapatkan pujian baik dan berusaha meluluhkan hatinya. “Merepotkan!” Aquarius menepuk dahinya sambil menundukkan kepala.

Pisces dan Cancer terdiam melihat wajah Aquarius yang terlihat merasa terganggu oleh sikapnya. Aquarius memang tidak pernah merah ataupun membenci sikap mereka berdua, dan mereka tahu itu.

“Maafkan kami ketua Aquarius.”

Di samping kekonyolan anggota Arakar, ketiga anggota Caturenzi memperhatikan mereka yang terlihat sangat berbahaya. Dalam situasi perang, mereka masih bisa membahas hal yang sama sekali tidak penting.

“Apa kalian sedang melucu di depan kami, sayangnya aku tidak tertawa,” kata Lubuk Jambi.

Pisces dan Cancer yang dianggap sedang berkomedi ria, mereka menatap Lubuk Jambi dengan cemberut. “Jaga mulutmu Tuan, atau ketua Aquarius akan membekukanmu dalam kristalnya.” Cancer menunjuk Lubuk Jambi dengan geram.

“Iya, kalian tidak mengetahui kehebatan ketua Aquarius kami. Pasti kalian akan kalah.” Pisces menatap wajah Aquarius yang masih tenang. “Iya kan ketua Aquarius.”

Aquarius tersenyum dan kedua tangannya menepuk bahu mereka. “Mungkin, jika mereka menarik bagiku.”

Melihat senyuman Aquarius yang sangat manis di antara raut wajah rupawan dan sikap tenang, Cancer dan Pisces sangat bahagia. Bagi mereka, senyum Aquarius adalah fenomena alam yang terindah.

“HA….” Cancer dan Pisces teriak sambil berjingkrak-jingkrak dengan berpegangan dua tangan seperti anak kecil yang dapat hadiah karena lulus ujian.

“Apa mereka benar-benar berbahaya?” Lubuk Riau tidak yakin dengan kekuatan anggota Arakar itu, tapi Lubuk Riau memperhatikan Aquarius yang begitu tenang menghadapi tingkah temannya yang menyebalkan.

“Sepertinya kamu salah, saudariku,” ucap Lubuk Bengkulu, “Mereka orang-orang yang berbeda. Lihat! Bukankah mata itu sedang memperhatikan kita dengan baik?” Lubuk Bengkulu mengamati pandangan Aquarius yang tajam.

Ketika mereka saling memperhatikan untuk mengetahui siapa dan apa kekuatan yang lawannya miliki, tiba-tiba muncul cahaya yang bertaburan aksara pegon. Saat itu segel hikayat Iskandar Zulkarnain terbuka.

Lihat selengkapnya