Delapan jendral memimpin komando pasukan khusus dengan jumlah lima ratus tentara yang siap perang. Mereka datang dari arah selatan menuju barat daya dan bertemu dengan Pisces yang seorang diri. Kedelapan jendral memimpin setiap sekitar enam puluhan orang dalam bentuk barisan memanjang seperti tentakel gurita.
“Dia target utama,” kata jenderal pertama, “siap formasikan strategi perang.”
Setiap jenderal berdiri di depan pasukannya dan kedelapan jendral membentuk tentakel gurita yang siap membelit musuh. Mereka berpisah untuk mengepung Pisces yang seorang diri dari delapan arah.
“Sial aku bertemu pasukan perang,” ucap Pisces, “bisa-bisa Cancer yang lebih dulu mendapatkan mahkota negeri Tirta.”
Pisces berdiri di tengah-tengah tentakel gurita yang siap membelitnya. Setiap jendral memerintahkan pasukan khusus dalam komandonya untuk menggunakan kekuatan sastra yang mereka semua tipe elemen air. Sebuah serangan air pun menyerang Pisces dengan sangat mematikan. Saat Pisces menghindar, serangan itu mampu memecahkan es purba yang sangat keras.
“Jadi ini kabar mengenai pasukan khusus delapan jendral.” Pisces sudah mengetahui banyak informasi mengenai delapan jendral dengan pasukan khususnya sebelum keberangkatan untuk melaksanakan misi ini.
Karena itu, Pisces bisa melancarkan serangan dalam sela-sela tentakel gurita. Saat pasukan khusus delapan jendral menyerangnya, Pisces mengikat serangan itu dalam mantra buih dan mengubah serangan air mereka menjadi sekumpulan buih yang lebih besar. Buih itu pun menjebak pasukan tentara ke dalamnya. Dan buih meledak, satu tentakel telah putus.
“Orang itu, benar-benar hebat….” ucap jendral kedua dan dia memimpin pasukannya dalam tentakel gurita yang siap membelit dalam lingkaran.
Pisces yang melihat dengan jeli gerakan mereka segara meluncurkan serangannya. “Batu biru laut bersinar…. KANIBAL….” Mantra kanibal mampu mengembalikan serangan kepada pemiliknya dan Pisces berhasil mematahkan satu tentakel lagi.
Kini keenam tentakel membentuk serangan cumi-cumi. Satu jendral mengeluarkan pegendalian batu akik, “batu mustika cumi-cumi bersinar.. tinta hitam….” Semburan tinta hitam bercampur dalam serangan air pasukannya dan semua air berubah menjadi hitam.