Ketika dia mengerti hidup dan mampu mengingat, Pisces tidak tahu siapa dirinya dan dari mana dirinya berasal. Dia ditangkap dan disekap. Tidak tahu kesalahan apa yang sudah diperbuat, waktu itu dia terlalu kecil dan tidak tahu apa-apa, enam tahun. Dalam sebuah tempat yang membosankan dia dipelihara layaknya binatang, bekerja dan tidak mendapat apa-apa, hanya menyenangkan orang-orang yang serakah.
Beranjak remaja, Pisces dibawa ke keraton tanah Batak. Keraton yang megah dan indah di atas pulau Samosir di tengah danau Toba. Ada delapan jembatan lengkung yang di bangun sebagai jalan menuju keraton dari delapan arah. Keraton yang berdiri dari bangunan rumah bolon itu adalah keraton Barus di tanah Batak.
“Kalian adalah anak-anak pilihan dan harapan besar bagi tanah Batak,” ucap ketua suku tanah Batak menyambut anak-anak yang selama ini hidup di tempat khusus yang tidak banyak diketahui orang.
Sebagai anak pilihan, Pisces tidak mengerti maksud itu tapi dia merasa bahagia karena dia memiliki banyak teman di tempat barunya. Mereka yang selama ini dikurung di tempat berbeda-beda dan mendapat pembekalan digabungkan menjadi satu pada sebuah pulau tidak berpenghuni. Mereka diperintahkan untuk membangun rumah mereka sendiri, bersama-sama mereka saling membantu dan berbagi. Mereka saling bercerita dan memiliki nasib yang sama selama ini.
Setelah lama hidup di pulau dan membangun perkampungan remaja, hingga usia mereka yang matang menginjak dewasa sekitar delapan belasan tahun. Sebuah titah ketua suku datang yang memerintahkan mereka untuk saling membunuh atau mereka yang akan terbunuh.
Untuk melindungi diri sendiri, mereka saling membunuh dan Pisces yang ketakutan hanya bisa berlindung kepada seorang teman yang berjanji untuk melindunginya, Panjaitan.