“Karena hidupku yang berlumur banyak dosa, aku ingin menuntut dendam terhadap kehidupan.” Pisces tersenyum dan dia mengerahkan tangannya untuk mencekik Boe. “Sekarang, aku akan membunuhmu karena kamu yang meminta bocah.”
“Tidak.” Boe menggeleng kepala.
“Ya, kamu begitu manis dan mirip seperti Panjaitan saat pertama kali aku melihatnya.”
“Jangan!” teriak Isogi, tapi Pisces mencegahnya dan dia mengurung Isogi dalam sekumpulan buih.
“Aku akan mengambil jantungmu bocah, karena aku adalah kanibal dari tanah Batak dan namaku yang sesungguhnya adalah Naula Simanjuntak, Pisces hanyalah kode nama biru dari Arakar.” Pisces mencekik Boe hingga matanya melotot.
Isogi tidak bisa menyelamatkan anak itu dan dia menangis di dalam buih air yang mengurungnya. Tapi sebelum terlambat, seseorang datang menyelamatkan Boe dengan serangannya.
“Batu satam bersinar… METEOR..” Sebuah serangan batu meteor menghantam punggung Pisces hingga dia mencair.
Dia yang datang langsung menyelamatkan Isogi dan Boe. Dia adalah panglima Munzir Tolib. “Kalian tidak apa-apa? Terima kasih sudah berusahan untuk melindungi istana Dhamna, biar sekarang giliranku.”
Panglima Munzir melihat Pisces yang kembali mewujud seperti semula dari cairan batu biru laut akibat serangannya. “Sekarang pergilah dan temui ratu Kandis di ruang terbawah. Kumohon lindungi ratu kami!”
“Baik, kami akan ke sana.” Isogi menggandeng tangan Boe dan mereka pergi dari tempat itu menuju ratu Kandis.
“Dengan skala mohs, batu yang berasal dari bintang yang jatuh, cahayanya mengabulkan sebuah harapan, aku panggil roh bintang batu satam… CETUS”
Panglima Munzir menggunakan teknik khodam dan mengubah penampilannya berzirah batu satam warna hitam kebiruan dengan corak ikan paus. Dia pun langsung menyerang Pisces. Mereka berduel hebat. Pisces menciptakan sekumpulan buih besar dan panglima Munzir menggunakan hantaman batu meteor untuk menghancurkannya.