Dari berada di rumah saoraja milik mentri Karaeng, tiba-tiba tuan Halu Oleo bersama rombongannya muncul di tempat sepi dekat mata air Luwuk. Mereka ada di sebuah rumah tidak berpenghuni dan jauh dari keramaian. Sebuah rumah klasik bergaya lapinceng yang dibangun dengan teras yang tertutup dan ruangan yang lapang.
Dulu rumah ini adalah tempat kediaman putri istana untuk beristirahat yang sekarang sudah ditinggalkan. Dinding kayu rumah yang menggunakan kayu bitti mulai lapuk seperti lantai bambunya yang bolong-bolong.
“Apa yang terjadi?” Sandanu terkejut mendapati dirinya berpindah tempat.
Boe pun bingung. “Benar, tadi kita ada di rumah saoraja, kenapa bisa ada di sini?”
Galigo melihat atap rumah yang lepas hingga cahaya bulan masuk ke dalam ruang itu. “Kita ada di mana ini?”
“Ini adalah rumah lapinceng yang sudah ditinggalkan oleh keluarga istana sejak lima tahun lalu.” Suara seorang wanita menggema di ruangan itu.
“Siapa Anda?” tanya Mutia.
“Sekarang kalian sudah aman berada di sini,” katanya. “Ada kabar buruk yang harus kalian ketahui, kedelapan Budaya Sulawesi telah berkumpul tapi Arakar pun sudah ada di sini sebelum upacara mahkota elemen udara dimulai.”
“Bolawambona?” ucap tuan Halu Oleo mengenali suara itu.
“Halu Oleo,” ucap Bolawambona. “Saya serahkan anak-anak itu padamu, tugasku telah selesai.”
“Apa maksudmu?”
“OPD atau organisasi perdamaian dunia telah memata-matai mentri Karaeng dan dia dicurigai telah menyembunyikan anggota Arakar di kota ini agar tidak terdeteksi oleh siapa pun, kamu sudah tepat mengambil keputusan untuk menentangnya karena dia adalah pengkhianat negeri.”
“Nyonya Bolawambona?” Isogi sebagai anggota OPD tentu saja mengenalinya.
“Isogi, kau sudah berjalan jauh sampai sini. Maka saya serahkan tugas ini untukmu, karena tubuhku tidak ada di sini.” Bolawambona menggunakan mantra atmosfir dari batu akiknya, biduri yaman hingga jiwanya bisa berpindah tempat di udara mana pun. “Waktuku sudah habis, cepatlah bergegas sebelum terlambat.”
Selanjutnya, suara Bolawambona menghilang. Dia adalah salah satu anggota elit OPD yang berasal dari tanah Buton sebagai perwakilan negeri Dirga. Isogi yang mengetahui tugas Bolawambona sebagai ketua divisi intelijen untuk mencari banyak informasi dengan kemampuannya, dia percaya bahwa Arakar memang sudah ada di sini.