Di bawah bangunan utama istana Luwuk, kekuatan syair kabut asap dari batu akik klasedon milik panglima Arung Palakka menyebar di udara. Semua pasukan militer membubarkan diri, mereka tahu bahwa panglima perangnya berniat melawan ketiga anggota Arakar itu seorang diri.
Untuk ketiga anggota Arakar itu berdiri bengong melihat semua prajurit mundur dari peperangan. Mereka tidak merasakan efek apa pun dari kabut asap yang memenuhi udara, atau memang mereka belum merasakannya.
“Demi Tuhan Pulohuta, apa yang terjadi?” Capricorn bingung. “Ada apa dengan kabut asap ini?”
Gemini mendekati Scorpio. “Apa ini berbahaya untuk kita, jewel berelemen udara?”
“Aku tidak merasakan adanya racun di dalam kabut asap ini,” kata Scorpio. “Hanya saja jarak pandangku mulai terhalangi.
Mereka pun menyadari bahwa kabut asap itu semakin tebal dan tebal. Scorpio tidak bisa melihat kedua rekannya. Di dalam jarak pandang yang terhalang kabut asap itu, tiba-tiba ada serangan yang mendekat dengan cepat.
Serangan itu memukul belakang leher Scorpio. Lalu mengenai kedua lututnya, dan kemudian ke semua tubuhnya mendapatkan pukulan. “Sialan, serangan apa ini?”
Selain dirinya, Capricorn dan Gemini pun bernasib sama. Di dalam kabut asap ini, panglima Arung Palakka akan melumpuhkan mereka dengan kekuatan tubuhnya sendiri. Mereka memang para jewel yang hebat, tapi belum tentu mereka bisa menggunakan tenaga tubuhnya sendiri dengan maksimal. Hal itulah yang dipikirkan panglima perang dari negeri Dirga.
Panglima Arung Palakka ternobatkan sebagai orang yang memiliki gerakan tercepat di dunia dan hal itu di akui oleh badan lembaga dari OPD. “Rasakan ini…. PERISAI UDARA.”
Serangan dari mantra perisai udara langsung membuat ketiga anggota Arakar itu jatuh di atas butiran pasir. Panglima Arung Palakka pun menyeka kabut asapnya untuk memastikan bahwa lawannya telah tumbang.
Perlahan-lahan kabut asap menipis di udara. Ketiga tubuh anggota Arakar terlihat terkulai di atas butiran pasir. “Apa hanya sebegitu kemampuan anggota Arakar?” Panglima Arung Palakka curiga bahwa mereka sedang mengelabuhinya.
Dan tentu saja kecurigaan panglima Arung Palakka ada benarnya. Dengan santai mereka bertiga berdiri membuat panglima perang itu terkejut karena tubuh mereka terlihat baik-baik saja. Malahan laki-laki berambut coklat bangkit dengan gaya orang bangun tidur.
“Sialan!” Panglima Arung Palakka mengepalkan tangannya.
“Tubuhku rasanya baru mendapatkan pijatan yang nyaman,” ucap Capricorn. “Terima kasih banyak telah bersedia memijatku, mengingat aku berjalan kaki melewati gurun Wentira untuk sampai kota oasis ini.”
“Aku tidak merasa seperti itu senior Capricorn,” sahut Gemini. “Yang aku rasakan, tubuhku digelitiki dengan bulu angsa… aw… aku merasa geli.”
Mendengar komentar kedua rekannya terhadap serangan fisik dari panglima perang, Scorpion merasa bahwa dirinya digabungkan dengan kelompok yang salah. Mereka berdua sangat aneh dan gila.
“Sudah cukup kalian berbicara?” ucap Scorpio.