GALUH

Prayogo Anggoro
Chapter #88

S2. Pengorbanan

Melihat Asthabuddhi mampu tersadarkan diri dari racun yang mematikan, Eran menjadi teringat dengan tuan Halu Oleo yang ditinggalkan sendiri menghadapi musuh. Eran khawatir bahwa terjadi sesuatu terhadap ketua kapal pinisi itu.

“Anu,” Eran meringis bingung. “Aku melupakan tuan Halu Oleo.”

Galigo. “Benar, dia melawan dua orang suruhan mentri Karaeng.”

“Karaeng?” Dirgadev Manurung tersentak. “Kenapa dengan mentri perdagangan itu?”

“Dia,” Galigo ragu untuk memberitahukannya kepada Dirgadev, tapi dia memang harus mengatakannya. “Mentri Karaeng adalah orang yang membantu anggota Arakar menyusup ke dalam wilayah istana Luwuk.”

“Bagaimana kau tahu?” tanya Dirgadev penasaran.

Galigo menceritakan yang terjadi pada dirinya di masa lalu untuk meyakinkan Dirgadev. “Seorang anggota dari OPD memberitahukannya pada kami juga, dia adalah nyonya Bulawambona.”

“Bulawambona?” Dirgadev Manurung geram. “Kenapa dia tidak memberitahukannya padaku?”

“Maaf Dirgadev,” ucap Isogi. “Dia menggunakan mantra yang membuat jiwanya mampu berpindah tempat sedangkan tubuhnya masih ada di pulau Nusakambangan, saya tahu bahwa beliau tidak bisa meninggalkan ruangannya untuk memata-matai dunia.”

Dirgadev mengetahui siapa wanita itu, Bulawambona adalah mantan mentri di istananya yang mengundurkan diri untuk bergabung dengan organisasi perdamaian dunia. Beliau adalah orang yang pernah menentang keputusan Dirgadev Manurung dalam masalah penjajahan tanah Polahi oleh ketua suku Gorontalo yang dianggapnya benar.

Bulawambona berpendapat bahwa tanah Polahi berhak untuk membangun pemukimannya di mana saja, karena mereka hidup tidak menetap. Dia menyamakan bahwa tanah Polahi sama dengan tanah Kubu di negeri Tirta. Tapi, Dirgadev Manurung tidak setuju karena keberadaannya mengganggu wilayah bagi tanah negri lainnya seperti tanah Gorontalo.

“Ya, nakke bisa memahami wanita itu,” kata Dirgadev sadar diri bahwa dirinya tidak perlu membahas masalah Bulawambona yang tidak menghargai dirinya sebagai penguasa tertinggi di negeri Dirga hingga menyampaikan pesan penting itu kepada anak-anak muda yang tidak tahu peraturan di negeri itu.

“Maaf, kalau begitu saya akan pergi untuk mencari tuan Halu Oleo,” ucap Eran.

Lihat selengkapnya