GALUH

Herlan Herdiana
Chapter #14

PUTRI YANG MELIHAT KELUAR DARI JENDELA

“Aku sangat kesal berada dalam penjara ini! Bagaimana Aku bisa tidur nyenyak, kalau tiap tiga jam sekali borgol ini dialiri dengan listrik!” Galuh mengungkapkan unek-unek yang ada pada dirinya.

Reksa menggebrak jeruji menggunakan tongkatnya, Ia mungkin tampak marah dengan ekspresi menyebalkan yang sedang ditunjukan Galuh. “Jangan mengalihkan pembicaraan! Kau belum menjawab pertanyaanku soal rencana besarmu, yang kemungkinan akan gagal itu!”

“Berhasil atau gagal, Kita tidak akan tahu sebelum semuanya dilakukan!” Galuh masih menjawab pertanyaan Reksa dengan santai.

Reksa menunjukan ekspresi marahnya secara terang-terangan, “Perang, bukanlah soal bagaiamana Kau menanamkan motivasi! Tapi harus dengan strategi dan perencanaan yang matang. Kalau Kau hanya mengandalkan 3000 orang yang kabur dari penjara Kambangan, semua rencanamu akan berjalan sia-sia saja. Meskipun mereka itu adalah prajurit dan kesatria yang elit sekalipun. Karena sekarang di Ibukota, jumlah Prajurit yang berjaga adalah 5000 prajurit, dan juga tambahan dari medan perang sebanyak 5000 prajurit. Jadi keadaan benteng Kota sekarang sedang dalam kekuatan penuh, Kau tidak akan punya kesempatan!”

Galuh hanya tertawa kecil, “Hahaha!”

“Apa jangan-jangan?” Reksa mencoba menerka dengan ekspresi terkejut.

“Iya, tentusaja! Kita punya banyak orang dalam yang akan membuka gerbang!” Galuh mengatakan itu dengan penuh percaya diri.

Kali ini muka Reksa tidak lagi menunjukan rasa kesal, “Aku mengerti! Lalu apa yang harus Aku lakukan?”

“Harusnya ini menjadi tugasku sih! Tapi karena disini sudah ada bantuan, apa salahnya Kita bagi tugas.”

Reksa nampak tidak sabar, “Cepat katakan saja yang harus kulakukan!”

“Baiklah! Bisakah Kau menculik Putri dan juga Pangeran?”

“Hanya itu?”

“Iya. Dan sembunyikan mereka di tempat yang aman, setidaknya selama 3 hari!”

Reksa tidak mengatakan apapun, Ia hanya membalikan badanya dan berjalan menjauh kearah pintu keluar. Dia tidak nampak menunjukan penolakan atas tugas yang sudah diberikan kepadanya, meski Ia tidak juga mengiyakan secara langsung atas apa yang sudah Galuh suruh.

“Hei!” Galuh mencoba menghentikan langkah Reksa, “Nampaknya Kau melupakan sesuatu yang penting?”

Reksa berhenti berjalan, tapi tidak berbalik dan masih tetap membelakangi Galuh. “Apa itu?”

“Sebelum pergi, bisakah Kau membawakan Aku makanan yang layak?” Dengan wajah memohon yang serius.

Reksa menghela nafas, tanda Ia sedang menahan emosi. Setelah itu Ia tetap berjalan pergi, tanpa menghiraukan permintaan Galuh sedikitpun.

Galuh mencoba lagi menghentikan Reksa yang kian dekat dengan pintu, “Jadi Kau tidak akan membawakan Aku makanan?” Tapi kata-katanya tetap tidak diperdulikan, dan Reksa tetap menghilang dari balik pintu. “Dingin sekali! Padahal Aku sudah memohon dengan serius.” Galuh kecewa dengan permintaanya yang tidak digubris.

Berjam-jam kemudian,

Galuh sedang terkapar tidak sadarkan diri didalam selnya, dengan mata yang memutar keatas dan juga mulut penuh busa. Di tanganya terdapat singkong rebus yang baru terdapat satu gigitan, dengan sisa singkong diatas piring yang tetap utuh. Kemungkinan besar Ia sudah diracun dengan menggunakan singkong rebus itu.

Para penjaga yang dibuat pingsan oleh Reksa, sekarang sudah tersadar dan menunjukan sikap biasa seperti tidak pernah terjadi sesuatu sebelumnya. Lalu seketika mereka menunjukan sikap tunduk, ketika ada sekelompok orang berpakaian serba hitam datang ke tempat itu. Mereka lalu membuka sel dari Galuh dan membawanya pergi.

Berjam-jam sebelumnya, saat Galuh masih mengobrol dengan Reksa.

“Aku disuruh membebaskan Panglima besar Tidar, apa Kau tahu tempat dimana Dia ditahan?” Galuh bertanya pada Reksa.

“Tidak. Yang kutahu, Dia ditempatkan di sebuah penjara dengan pengamanan yang sangat tinggi dan juga tidak diketahui oleh siapapun.” Reksa menjawab dengan jujur.

“Apa itu masih berada di kota ini?”

“Iya. Karena Perdana Menteri sering mengunjungi sendiri penjara itu, untuk menginterogasi tahanan secara langsung.”

“Kalau begitu, Kita tinggal cari saja penjara itu!”

“Waktunya tidak akan cukup. Kita hanya punya satu hari untuk menemukanya, sedangkan penjara di kota ini berjumlah lebih dari 50 puluh.”

Lihat selengkapnya