Sudah beberapa hari ini aku menghindari ibnu, aku mencoba untuk tidak merepotkan nya dan membuat dia celaka, aku cukup senang melihat kesembuhannya dari jauh, luka di kepala nya sudah sembuh lebam di tubuh nya juga sudah menghilang
Tania : “ makan la.... “
Lala : “ terimakasih tan....Cuma gue masih kenyang “
Dalas : “ darimana kenyang loch dari kemarin aja belum makan “
Tania : “ iya la... dah makan “
Entahlah nafsu makan ku semakin berkurang aku merasa tak lapar sama sekali
Dalas : “ emang dia sebenci itu ya la sama loch “ dalas melihat kearah delila yang terus menatap ku sinis
Tania : “ iya.... gue juga heran “ dari kejadian itu delila selalu menatapku dengan sinis, dia selalu memperingatkan ku agar menjauh dari ibnu kakaknya.
Malam hari
Tiba tiba hall room begitu ricuh, aku yang tertidur tiba tiba terbangun dengan kegaduhan yang terjadi di hall.
Lala : “ ada apa tan..... “
Tania : “ ayo la kita pergi hotel ini ada anjing gila katanya “
Lala : “ anjing gila “ mata ku melebar jantung ku berdegup kencang, aku panik dan tidak tahu harus berbuat apa
Tania : “ ayo la...... kita pergi “
Dalas : “ tania..... lala lewat sini
Semua orang yang ada di hall itu pergi, ada orang yang memandu kita untuk ke tempat yang aman, kita semua melewati lorong untuk menghindari anjing gila dan tiba tiba terdengar suara tembakan terdengar sangat keras “ dor.... “ kita pun berhamburan karena panik, semuanya jadi saling dorong dan saling senggol akibatnya tania tersungkur karena di dorong dari belakang, semua orang begitu panik.
Setelah kepanikan yang terjadi di lorong akhirnya kita sampai di tempat persembunyian ke dua, kita menyebrang ke bangunan sebelah entah bangunan apa ini namanya tapi bangunan ini terhubung dengan hotel masih satu wilayah dengan hotel.
Semua orang ketakutan dan bertanya tanya ada apa ini sebenarnya.
Lala : “ kenapa baru sekarang sich mereka bertanya ada apa, keadaan ini bukan 1 hari 2 hari loch”
Dalas : “ karena kita tahunya keadaan ini hanya sebuah simulasi aja “
Lala : “ simulasi... “ aku bingung dengan penjelasan nya dalas
Tania : “ la.. waktu kita bingung kenapa semua orang menghilang, panitia tugas bilang kalau ini hanya simulasi dari pemerintah, makanya kita santai santai aja “
Lala : “ panitia tugas.... simulasi.... hehhhh “
Dalas : “ semua orang yang pegang senjata adalah pantia tugas selain mereka tidak ada yang boleh pegang senjata....... termasuk ibnu, dia adalah wakil dari panita tugas “
Aku semakin nggak ngerti dengan semua ini, panitia tugas, simulasi.... simulasi apanya orang aku melihat orang dimakan manusia serigala beneran, dikejar kawanan serigala, anjing gila sampai ibnu kepalanya bocor itu semuanya beneran bukan simulasi.
Panitia tugas 1 : “ pak winto tolong ibnu.... ibnu masih di luar ngelawan anjing gila “
Aku mendengar ibnu masih dengan para monster itu dada ku langsung sesak, ada rasa khawatir yang begitu tinggi.
Ibnu bergulat dengan anjing gila yang mengangakan mulutnya, di berusaha melepaskan cengkraman anjing gila, dia melawan sekuat tenaga untuk melepasnya, anjing itu pun tak mau kalah rangsangan untuk memangsa manusia begitu tinggi sehingga makhluk itu membuka mulut nya lebar lebar siap melahap buruan nya, keadaan ibnu masih dalam masa pemulihan dia belum sembuh benar dia mulai kewalahan saat manahan serangan anjing gila itu, gigi tajam dan air liur itu sudah di depan wajah ibnu kurang beberapa senti lagi ibnu jadi mangsa nya.
“ dor....dor.. “ “ dor......dor “ aku menarik pelatuk senjata api berulang kali sampai anjing gila itu tersungkur berdarah kelantai, ibnu kaget melihatku membawa senjata tanpa rasa takut.
Saat kita berdua kembali ke camp
Delila : “ kakak....kakak nggak papa “ delila melihat ku di belakang ibnu
Delila : “ kan aku su...... “ saat delila mau menyerang ku tiba tiba
Winto : “ delila....” seketika delila menghentikan niat nya
Ibnu : “ dia menyelamatkan ku om “ ibnu membelaku di depan semua nya
Winto : “ del... bawa kakak mu “ ibnu menyebut pria paruh baya itu dengan panggilan om, dan laki laki itu menghampiriku
Winto : “ nama kamu lala kan, bisa kita bicara.. “
Kita berdua keluar ruangan untuk bicara
Winto : “ terimakasih sudah menyelamatkan ibnu, saya winto ketua panitia tugas kelompok 25, salam kenal “
Lala : “ ketua panitia tugas kelompok 25, maksudnya “
Winto : “ kamu pasti sudah dengar dari orang orang kalau kita ini sedang mengalami simulasi, simulasi dari pemerintah agar rakyat nya mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi, dan rasa yang tangguh untuk berjuang ...”
Lala : “ stop.... om, jangan membual gue bukan anak SD yang bisa di bohongin secara mentah mentah, gue ... ngelihat .... betapa ganasnya monster monster diluaran mana mungkin itu simulasi.... monster itu makan manusia omm.... “
Winto : “ tenang la... kepanikan kamu jangan sampai mempengaruhi orang yang ada di dalam ruangan ini, bisa buyar semuanya, kamu liat kan tadi kalau orang orang panik “ aku jadi ingat betapa rusuhnya saat semua orang panik sampai sampai tania jatuh hampir terinjak orang orang
Winto : “ kamu tenang ya, tugas kita hanya membuat orang yang di dalam itu nggak panik biar kita bisa mengakhiri ini semua “
Lala : “ sampai kapan ini berakhir “
Winto : “ sampai kita menemukan coin “
Lala : “ coin..... coin apa “
Winto : “ kita juga belum tahu koin apa, makanya kita bekerja sama dengan panitia tugas yang lain untuk mencari tahu koin itu apa “
Mau tidak mau untuk saat ini aku mencoba untuk meng iya kan semua ucapan om winto
Tania : “ ada apa la.... kamu nggak papa kan kamu nggak di apa apain kan “
Dalas : “ jadi apa yang terjadi.... beneran ini simulasi, sampai kapan....ha.....”
Lala : “ kepala ku pusing guys, gue istirahat bentar ya “ aku duduk di pojokkan sambil menyandarkan kepalaku di tembok
Beberapa saat kemudian
Aku berpikir keras atas ucapan om winto tentang coin, apa benar cerita om winto, apa Cuma karangan dia saja agar kita semua nggak panik atau kita sedang di bodohin, benar benar mau meledak rasanya kepalaku memikirkan ini semua.