‘Tempat ini seperti negeri dongeng.’
Tak tak tak.
Langkah kakiku menggema ringan di atas lantai pualam putih. Malam ini, mengenakan riasan dan pakaian yang indah, aku berniat untuk memasuki dunia seseorang dan mengalahkannya dalam suatu permainan.
Aku menghentikan langkah di tempat yang dikelilingi cahaya. Sambil berdiri anggun seperti pahatan keramik di tengah kemewahan tempat itu, aku mendongak, mengamati pertunjukan cahaya yang memukau.
‘Cantik.’
Cahaya-cahaya berwujud burung menghambur di langit-langit setinggi tiga lantai. Beberapa ekor burung terbang rendah dan singgah di atas pohon-pohon lampu yang tinggi menjulang. Saat itu, lampu-lampu kristal berbentuk dedaunan gemerlap di tiap ranting-ranting besi yang berada di atas puncak tiang putih mengilat seolah menjadi seperti antena sihir.
Aku menurunkan pandangan dari langit-langit dan tatapanku segera terhenti pada seseorang. Di hadapanku, dia sedang melangkah mendekat.