Matahari sudah bersembunyi. Langit pun telah memperlihatkan bintang-bintang pertanda sang malam sudah menyapa makhluk bumi. Yasmin baru saja melangkahkan kaki keluar dari salah satu gedung pencakar langit yang ada di daerah Sudirman. Sudah dua tahun dia bekerja di sebuah NGO yang berkantor di gedung itu. Seperti biasa transjakarta sangat padat saat jam kantor usai. Rasa lelah yang mendera karna baru saja kembali dari luar kota dan langsung mengejar deadline dikantor membuat Yasmin akhirnya memutuskan untuk pulang dengan taxi.
Tiba-tiba sebuah panggilan dari ponselnya membuyarkan lamunan Yasmin. Senyuman manis dari bibirnya mengusir wajahnya yang lesu karna seharian berhadapan dengan setumpuk pekerjaan yang melelahkan.
“Assalamu’alaikum Yas, sudah pulang nak? Sudah makan? “ Suara Mama terdengar dari seberang sana.
“Wa’alaikum salam Ma. Sudah Ma. Ini baru saja keluar dari kantor. Ini Yasmin sedang menunggu taxi mau pulang Ma. Nanti sampai rumah Yasmin baru makan.” Yasmin terus berjalan kedepan gedung.
“Kenapa malam sekali pulangnya nak? Jaga kesehatan” Suara mama terdengar khawatir.
“Iya ma, Yasmin sedang banyak pekerjaan, Mama bagaimana? Sudah makan? Mama sedang apa? Papa bagaimana ma?.” Yasmin menghentikan langkahnya dan menunggu taxi di depan gedung.
“Sudah, Papa juga baik nak. Tante Lili bilang ada seseorang yang mau dikenalkan sama Yasmin. Jangan tolak lagi ya” Mama kembali berusaha membujuk Yasmin yang selalu menolak saat akan dikenalkan dengan seorang laki-laki.
Baiklah, kalimat pamungkasnya mama telah datang. Mama memang selalu menghubungi Yasmin setiap hari. Minimal 3 kali sehari. Walau hanya untuk sekedar mengingatkan makan atau curhat tentang berbagai hal.
Yasmin hanya 2 bersaudara, Genta adik Yasmin tidak tinggal dirumah karna jarak kampusnya cukup jauh dari rumah. Maklum saja kalau dia juga tidak terlalu sering dijadikan tempat curhat oleh mama karna dia sangat pendiam. Itulah sebabnya Yasmin tidak hanya menjadi seorang anak tapi juga menjadi teman untuk mamanya. Tapi satu hal yang tidak pernah luput dari bahasan mama adalah soal jodoh.
“Insya Allah kalau jodoh ngga kemana ma. Semuanya tergantung jodoh, yang penting bertemu dulu” Jawab Yasmin, menyenangkan hati mamanya. Ya, semua hanya untuk membahagiakan mamanya.
Akhrinya percakapan ibu dan anak itu berakhir. Yasmin pun menghentikan taxi yang melaju tak jauh dariya. Taxi berhenti tepat didepannya.
Yasmin membuka pintu dan mengambil posisi di belakang supir “Jalan pak.” Serunya. Sang pengemudi hanya mengangguk dan menjanlankan taxinya. Taxi melaju dengan pelan karna seperti biasa Jakarta sangat terkenal dengan kemacetannya.
Yasmin menyandarkan badanya ke sanderan jok saat suara pesan masuk di ponselnya. Yasmin membuka pesan itu yang ternyata itu dari Bintang. Senyum manis dari bibir indah nan lembut itu pun mengembang. “Benar-benar pengobat lelah” katanya dalam hati.