“Siapa lo sebenernya?” mendengar pernyataan bahwa pria di depannya mengenal kakaknya, tentu Erik tidak bisa membiarkan dia pergi begitu saja.
“Oh, kenalin,” dia mengulurkan tangannya, dilanjut dengan kaitan tangan Erik menyambutnya, “Gue Gery Sanjaya. Lo bisa panggil gue Gery,” ucapnya.
“Gery, lo bener temen kakak gue?”
“Hah? Kakak lo? Aaahh, iya. Lo pasti Erik, kan? Pantesan aja gue kayak pernah liat lo, lo juga mirip sama Dani. Seneng bisa ketemu lo,” tukasnya tersenyum tulus. Erik hanya mengangguk.
“O iya, thanks banget udah nolongin gue tadi. Kalo nggak ada lo, pasti gue udah … hmm, gue nggak bisa ngebayangin gimana keadaan gue kalo nggak ada lo tadi,”
Gery terus berbicara sedang Erik hanya mengiyakan dengan anggukan kecilnya.
“O iya, bukannya lo lagi tugas militer, ya? Lagi liburan? Atau—“
“Iya, gue pengen ngomong sesuatu sama lo, Bang. Mm, gue boleh panggil lo abang, kan? lo ngingetin gue sama Kak Dani,” ucap Erik ragu.
Gery tersenyum, “Tentu. Lo adik sahabat gue, jadi lo adik gue juga,” ucapnya menepuk pundak Erik. “Lo mau ngomong apa tadi?”
Malam belum begitu larut bagi sekawanan cowok yang tengah menginjak usia dua puluhan. Bagi mereka, di saat seperti ini adalah waktu yang sangat tepat untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan. Tapi cukup jauh dari remaja pada umumnya, Erik, Lucky, dan Gery kini tengah berdiskusi mengenai apa yang sebelumnya terjadi, sekarang, dan apa yang akan mereka lakukan dan terjadi di masa mendatang.
“Jadi kalian ngajak gue buat kerjasama?” tanya Gery setelah mendengar semua penjelasan dari Erik.
“Iya, Bang. Kita butuh banget bantuan dari Bang Gery. Kita tau kalo Bang Gery itu salah satu mahasiswa jurusan teknik, dapet juara di beberapa lomba lagi,” tutur Lucky sekarang turun tangan menghadapi Gery.
“Eit, tunggu. Kalian tau gue sampe sejauh itu? kalian nguntit gue?” potong Gery menunjukkan ekspresi terkejut dengan segala prasangkanya terhadap dua remaja di depannya yang tengah memasang wajah memelas.
“Ye, kalo nguntit cewek sih mending. Lah ini,” bantah Lucky ogah-ogahan, sedangkan Gery semakin terkejut dengan pernyataan Lucky padanya.
“Udah, udah. Kita tau dari medsos lo, Bang. Lo kan aktif banget tu di medsos jadi ya ... siapa yang nggak tau,” lerai Erik cukup muak dengan ketidakjelasan mereka.
“Ahh, ngomong kek dari tadi. Kirain kalian nguntit gue,”