Ganendra

SAKHA ZENN
Chapter #23

Dukungan Penuh

Erik membiarkan helaian rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Dia terus berjalan, menunduk. Dengan mata elangnya, dia bisa tahu sekelompok orang tengah mengikutinya. Dia berjalan lebih cepat dan mencari tempat yang sepi.

Erik menghentikan langkahnya. Benar-benar sepi dan jauh dari pemukiman. Pandangan Erik menyapu sekitar. 

“Keluar kalian!” teriaknya.

Tak lama kemudian lima orang datang mengitarinya. Pakaian hitam dan bertopi.

“Kenapa semua orang di sekeliling gue pake seragam hitam bertopi semua si? Nggak ada yang lain apa?” Erik mencoba tenang walaupun dalam hati dia setengah mati menahan rasa was-wasnya. Mereka berlima memiliki postur tubuh yang lebih besar darinya. 

Kalo semuanya maju, gue gimana?

“Mau apa kalian?”

“Serang dia!”

Tiba-tiba seorang pria menyuruh empat orang lainnya bertarung dengannya. Erik yang awalnya takut, kini dia lebih menguatkan tekad untuk melawan mereka. Seperti yang diajarkan Guru Seo, jika ada perlawanan, maka hindari atau lawan. Dan Erik pikir ini saatnya melawan.

Erik mempraktikkan satu per satu ajaran Guru Seo padanya. Bagaimana caranya menangkis, melawan, dan menjatuhkan lawan. Beberapa orang sempat dibuat kesakitan karenanya. Tapi apa boleh buat, empat pria tangguh membuat gerakan yang cukup cepat sehingga membuat Erik sedikit kewalahan. Walaupun Erik juga sempat ditunjuk sebagai pemimpin saat latihan dan tugas di perbatasan, selain itu dia juga adalah siswa yang selalu ditunjuk sekolahnya untuk mengikuti kejuaraan taekwondo, semuanya sirna. Melihat bagaimana lawannya bisa kembali bangkit dari perlawanannya, Erik cukup tercengang. 

Tapi bukanlah Erik jika dia menyerah begitu saja. Dengan geram dia kembali menyerang satu per satu dari mereka dan berhasil membuat mereka tersungkur ke permukaan tanah. Kesempatan untuk menghabisi mereka semua Erik dapat ketika dia berhasil mengambil sebuah pistol dari salah satu saku mereka. 

Apa ini?

Tidak, tidak bisa.

Kejadian ini mengingatkannya pada saat dia mengklaim dirinya sebagai seorang pembunuh.

Aku … pembunuh,

Nafasnya mulai tidak bisa dia atur dengan baik. Semua ingatannya kembali. Malam itu, saat bulan purnama.

Brak!!

Akhirnya Erik berhasil dijatuhkan. Kedua tangannya ditahan dan satu orang memukul perutnya dengan keras beberapa kali. 

“Gue nggak boleh mati!” Erik mengira mereka adalah orang-orang Ria. Tapi saat Erik benar-benar tidak berdaya, dia melihat pergelangan tangan pria yang dia pikir adalah ketua kelompok ini.

“Teratai,”

Sebuah tato teratai yang dimiliki seorang bodyguard Spanyol. Dia yang membunuh Mike di dekat pendopo itu.

“Kau!” Erik tidak bisa jatuh lagi kali ini. Dia ingin sekali balas dendam atas kematian temannya, dan kekacauan hari itu.

Erik kemudian menyiku dua orang yang menahan tangannya, berbalik dan memukul mereka satu per satu sekuat tenaga. Mereka yang terkejut dengan Erik yang kembali berdiri dan melawan mereka, tentu tidak bisa bertarung dengan tenang seperti sebelumnya.

“Aaaaa!!!” Erik menghabisi mereka satu per satu dan jatuh. Mereka tidak kuasa lagi melawan Erik yang sekarang menghadap pria dewasa yang tengah memerhatikannya dengan lekat.

“Ada urusan apa Anda ke sini?”

“Ternyata kemampuan bela dirimu lebih bagus dari yang saya kira. Saya bisa mempercayakanmu jika seperti ini,”

“Apa maksud anda?”

Lihat selengkapnya