"Mbak Sonia ini kerjanya apa toh?" Bu Desi yang terlalu mengurusi dan selalu ingin tahu bertanya di suatu Sabtu sore, ketika Bu Desi melihatku memberi makan sekumpulan kucing jalanan di depan rumahku sambil sesekali berbicara pada mereka.
"Swasta bu."
"Iya, saya juga tahu swasta tapi kerjaannya apa? Akunting? Sekretaris? Bank?"
Aku berpikir untuk sesaat sebelum kemudian berdiri dan berkata pada Bu Desi yang memakai daster dengan lengan ¾ dan kerudung panjang hingga menutupi perut.
"Tukang gambar bu."
"Ooo …." Tidak ada perkataan lain setelahnya. Bu Desi menatap kucing-kucing yang berebut makanan di bawah kakiku kemudian melanjutkan menyiram tanaman.
"Enak ya mbak?"
"Apa, bu?"
"Kerjaannya cuman gambar aja. Sabtu-minggu libur. Enak ya. Santai."
Aku hanya meringis. Aku telah mendapat pelajaran yang cukup lama dan panjang bahwa mendebat profesi dan merasa paling benar di mata ibu-ibu adalah sebuah perang yang sia-sia. Maka aku hanya meringis menyetujui.
"Anak saya nggak pernah ngasih tau saya soal kerjaan dia mbak." Bu Desi mematikan keran lalu menggulung selang air dengan perlahan. "Emang kerja kantoran di swasta itu sibuk banget ya mbak?"
"Saya … kurang tau juga bu kalau di tempat lain."
"Anak saya susah banget saya minta pulang ke rumah. Katanya masih banyak kerjaan. Kalau kerja kantoran itu apa yang dikerjain mbak?"
Kembali aku menggaruk kepalaku, "tergantung kerja dimana juga, bu. Anak ibu kerja di kantor mana?"
Bu Desi menggeleng, “Nggak tau mbak, katanya sih kantoran yang komplek di Jakarta itulo … setiap kali saya tanya jawabannya cuma transferan uang.”
Metode komunikasi yang sangat efektif, sepertinya menjadi Bu Desi cukup menyenangkan. Dalam hati aku sungguh iri dan ingin menjadi Bu Desi. Cukup bertanya pada suamiku apa yang membuatnya sangat sibuk? Atau siapa saja temannya di kantor? Dan jawaban yang kuinginkan hanyalah tangkapan layar mbanking suami. Menyenangkan.
Sayangnya kami berdua tahu pengeluaran dan penghasilan masing-masing. Semua telah dibagi untuk pos-pos tertentu setiap bulan. Sisanya wajib ditabung. Kehidupan impian yang menyenangkan.
“Kalau saya benar kemungkinan anak ibu kerja di SCBD, alhamdulillah kalau begitu bu, gajinya lumayan. Tapi kata teman-teman saya memang cukup sibuk kerja di sebagian kantor SCBD. Jangan kuatir, bu.”