Gang Swadaya

Ayu febriana
Chapter #3

Salah Paham

Anak kecil memang menggemaskan, apalagi anak perempuan cantik berkulit putih dengan rambutnya yang super lebat. Namanya Caca. Anak bungsu Yanti. Setiap dua kali seminggu Yanti rutin membeli kue Imah, biasanya mereka berkomunikasi via telepon seluler terlebih dahulu, kemudian barulah Imah menyiapkan jumlah pesanan sesuai permintaan Yanti. Kue tersebut nantinya akan di ambil Yanti sendiri.

Sementara Yanti dan Imah saling bertukar gosip terbaru, nek Siti justru sibuk menyeduh teh manis hangat untuk Caca. Beliau hanya seorang nenek yang menyukai anak kecil, tak tahu jika minuman tersebut kurang cocok disajikan pada seorang anak berumur tujuh tahun. Namun ia tahu dengan pasti bahwa kue basah nan manis cocok dinikmati bersama teh manis hangat. Orang dewasa umumnya akan berpikir Caca menolak mentah-mentah dengan alasan airnya terlalu panas, namun anak yang satu ini agak ajaib. Nasib baik ibunya pandai mendidik, Caca tampak sudah ahli menyendok air lalu meniupnya hingga turun ke titik suhu yang dapat di toleransi oleh lidahnya.

Bukan main pintarnya, batin nek Siti.

“Assalamu’alaikum,” terdengar ucapan salam dari pintu depan, ternyata itu Dian.

“Wa’alaikumsalam,” balas Imah.

“Pinjam parang sakojap wak, ondak memotong kayu aku, lumayan bisa jadi kayu bakar.”

“Tunggu ya,” Dian mengiyakan sambil duduk di pinggir ruangan sholat. Kurang dari lima menit Imah kembali dari gudang belakang, tangan kirinya sudah menenteng sebilah pisau sepanjang enam puluh sentimeter.

Lihat selengkapnya