Aku baru saja sampai rumah setelah hampir satu jam terjebak kemacetan di jalan. Sebenarnya, kalau tidak macet perjalananku dari sekolah ke rumah hanya butuh 20-30 menit, namun entah kenapa sore ini situasi jalanan begitu ramai dibandingkan hari sebelumnya.
Setelah menyalami tangan Mama, aku bergegas masuk ke kamar di lantai dua untuk meletakkan tas serta berganti pakaian yang lebih santai. Segera kubaringkan tubuhku di atas kasur untuk melepas rasa penat dan pegal di badan. Sambil membalas pesan yang masuk ke ponsel, aku mendengarkan suara azan Asar berkumandang dari masing-masing masjid di sekitar rumah.
10 menit berlalu, suara azan telah berhenti. Kuletakkan ponsel di samping kanan tubuhku, kemudian aku memejamkan mata. Niatku memang ingin tidur sebentar sebelum menjalankan salat dan mandi sore, karena merasakan kantuk dan lelah yang luar biasa hari ini.
"Naysha, salat Ashar dulu sebelum tidur," ucap mama yang masih berada di lantai bawah.
Aku tak ingin menjawab dan memilih pura-pura tidur saja, karena sudah merasa sangat mengantuk. Pikirku, toh aku juga sudah memasang alarm agar aku terbangun sebelum jam 5 sore. Jadi, aku tidak merasa khawatir akan terlewat dengan waktu salat Ashar.
"Nay?" mama kembali memanggil, dan kali ini aku mendengar langkah kaki menaiki tangga.
"Nay, solat dulu. Nanti bablas kalau tidur," ucapnya lagi sambil menggoyangkan bahu kiriku.
Rencanaku pun gagal. Terpaksa, aku kembali membuka mata dan mengiyakan perintah mama. Seolah takut aku akan tetap berbaring di kasur, mama menungguiku sampai aku benar-benar bangun dari tempat tidur. Dengan malas dan lemas, aku berjalan keluar menuju kamar mandi yang terletak di sebelah kamar. Mama baru kembali turun ke bawah setelah melihatku masuk ke kamar mandi.