Aaaaarrrrghh...
Terdengar erangan seseorang, membuat beberapa siswa berbalik badan, mencari tau apa yang sedang terjadi.
"Ema ! Buruan sih, lama banget." Ucap ketus seorang gadis berwajah dingin.
"Lo gak lihat apa ? Barang yang gue bawa terlalu banyak ! Bantuin kek !" Balas sang pemilik nama Ema, tak kalah ketus.
Bukannya menolong gadis itu tak peduli, semakin menjauh meninggalkan sahabatnya yang kesusahan.
"ADINAAAAAAA !!! "
Ya, namanya Adina almira. Gadis imut dengan tubuh tak terlalu tinggi. Mempunyai wajah yang natural tanpa polesan bedak membuat iya terlihat cantik alami.
Sayang Adina jarang tersenyum, membuat kesan dingin dan jutek dalam dirinya.
"Lo gitu banget sih sama gue din." Ema menaruh barang barangnya dengan kasar.
"Siapa yang bikin kita telat ? Gue ?"
Ema merasa tersudutkan, dirinya memang salah.
Tadi pagi Ema memaksa untuk membawa motor sendiri. Alhasil ia menabrak pohon, dan Adina lah yang kelimpungan membawa motor Ema ke bengkel.
"Iya, gue minta maaf."
"Untung gak telat." ucap Adina ketus.
"Ya udahlah din, maafin gue ya ?" Ema menarik narik tangan Adina.
Adina hanya melirik sinis ke arah sahabatnya itu.
"Jangan ganggu gue." Sentak Adina yang melihat gerak gerik Ema akan berbicara.
"Iya iya."
Dalam hati Adina mengucap syukur karena jam pelajaran di ganti dengan pertemuan satu angkatan.