Gardenia Familia

Elsinna
Chapter #29

Chapter tanpa judul #28

Artisha

Kalau bukan karena satpam yang memberitahu gue mengenai kondisi Leo, mungkin gue tidak akan pernah mengerti bahwa Leo sedang dalam keadaan kritis. Gue panik tujuh keliling karena bingung harus menghubungi siapa. Tidak ada seorang pun yang mau mengangkat telepon dari gue, termasuk Juni. Alhasil gue berusaha menelepon Jansen dan ia mengangkat panggilan gue dengan cepat.

Gue langsung berlari menuju Rumah Sakit Pelita tempat di mana Om Dayat bekerja. Saking cemasnya memikirkan Leo, gue hampir terserempet mobil di tengah jalan. Dan bodohnya lagi ketika gue tiba di rumah sakit, gue tidak tahu di ruang mana Leo dirawat. Gue menelepon Jansen dan ternyata ia dan rombongan lainnya sudah pulang. Gue menangis dengan pikiran tak terkendali. Jansen mengatakan bahwa Leo mengalami robekan labrum pada bahu kanannya. Gue mendadak lemas. Mungkinkah Leo tidak dapat berenang lagi? Gue sangat takut jika hal itu terjadi. Gue tahu Leo sangat mencintai renang. Kemudian Jansen membalas pesan gue lagi. Ia mengatakan bahwa Leo sudah lama merasakan nyeri pada bahunya. Ditambah dengan latihan yang berlebihan membuat bahunya semakin tidak stabil. Leo selalu menahan sakitnya seorang diri tanpa bercerita kepada siapa pun. Lantas gue teringat akan kejadian kala itu. Momen di mana Leo menggendong Juni saat cacar air dan momen ketika di taman saat Juni memukul bahu Leo dengan kencang. Gue menyimpulkan bahwa semua ini terjadi karena ulahnya. Gue harus kasih pelajaran kepada Juni. Dia anak pembawa sial.

Keesokan harinya ketika gue menjenguk Leo di kamar VIP Emerald, gue tidak menemukan Tante Lia atau pun keluarganya yang menjaga. Leo sendirian di kamar dalam keadaan tertidur pulas. Gue sampai tidak tega membangunkannya atau sekadar membuat suara berisik. Gue memandangnya dengan tatapan nanar. Gue mengelus punggung tangan Leo dengan lembut dan menangis di sisi kasurnya. Kemudian gue meletakkan parsel buah di atas meja dan meminggirkan potongan buah dari wadah Tupperware ke sofa dekat pintu masuk. Bola mata gue mendadak terbelalak melihat sebuah sling bag mungil yang tergeletak di sofa kamar tersebut. Tas ini tidak mungkin punya Tante Lia karena motifnya adalah gambar Surfer Girl. Namun selang beberapa menit kemudian, seseorang datang membuka pintu kamar. Apa yang tidak gue harapkan ternyata kejadian. Juni mengambil tasnya dengan terburu-buru. Emosi gue langsung mencuat. Gue mendorong Juni keluar dari kamar inap. Kemudian melemparkan kotak Tupperware buahnya tepat ke badannya. Ia tersungkur berantakan. Gue menumpahkan semua emosi gue kepada Juni. Semuanya.

“Ini semua salah lo. Gue udah bilang dari awal kalau kehadiran lo itu adalah bumerang buat Leo. Gara-gara keteledoran lo itu, Leo jadi cedera seperti ini. Dan parahnya, dia nggak akan pernah bisa ikut Pemuda School Games. Lo berhasil mematahkan mimpi sahabat lo dengan keegoisan lo.”

Mata Juni berkaca-kaca. Ia menggeleng-geleng tak percaya ucapan gue. “Om Dayat bilang itu semua hanya kecelakaan latihan. Bukan karena gue.”

“Tapi Leo udah terluka dari sebelum latihan!” gertak gue. “Jun, sadarlah. Dunia nggak selalu berporos sama diri lo. Kehadiran lo itu telah merusak persahabatan Gapreters. Lo itu bukan anak kecil lagi, Jun. Dan mereka bukan prajurit-prajurit lo. Mereka punya kehidupan sendiri. Termasuk dalam mencari pasangan. Tapi lo selalu menjadi penghalang mereka. Kehadiran lo di antara Gapreters membuat cewek-cewek di luar sana enggan untuk mendekat, karena mereka menganggap lo yang nantinya akan diprioritaskan daripada pacarnya sendiri. Ya, contohnya gue. Leo lebih mementingkan lo daripada gue yang menjadi pacarnya.” Suara gue mulai teratur dan semakin tajam. “Dari dulu, Semesta nggak pernah menciptkan persahabatan murni antar lawan jenis. Pasti salah satunya ada yang menyimpan rasa.” Napas gue memburu. “Lo pikir gue nggak tahu kalau selama ini lo suka sama Leo? Gue tahu semua tentang kalian. Kehadiran gue di sini buat memperbaiki persahabatan kalian. Gue ingin bisa sama Leo supaya persahabatan kalian nggak pecah. Dan alangkah baiknya, kalau lo menjauh dari kehidupan Gapreters. Lo nggak mau kan disebut cewek perusak hubungan orang?”

Lihat selengkapnya