Seorang warga desa Tulip bernama Boni terlihat berjalan seorang diri ditengah ramainya warga desa yang sedang beraktivitas. Dengan wajah datar dan tangan kanannya yang di perban, dia seperti terfokuskan oleh sesuatu di dalam pikirannya.
Tak lama, Jonatan(teman Boni) datang menghampiri Boni.
“Bon, mau kemana?” tanya Jonatan sembari memakan camilan yang baru saja dia beli.
Boni hanya diam dan terus berjalan menghiraukan Jonatan.
“Kenapa dia? Aneh bener.” heran Ciko yang berada disebelah Jonatan.
Berselang 20 menit kemudian, Boni sampai di hutan yang terletak agak jauh dari desa. Dia kemudian masuk kehutan itu seorang diri tanpa ada rasa takut didalam dirinya. Lalu Boni berdiri di depan sebuah pohon besar sembari mengeluarkan pisau dari kain yang dia bawa.
Boni melepas perban tangan kanannya, nampak tangan kanan Boni penuh dengan luka.
Tangan kanan Boni sudah tidak bisa digerakkan lagi akibat suatu peristiwa yang menimpanya dulu.
Tak lama kemudian, Boni menyayat tangan kanannya dengan pisau itu. Seketika darah ditangan Boni mengucur deras membasahi tangannya. Terlihat dia meneteskan darah itu ke pohon didepannya.
Beberapa menit kemudian, datang Jonatan dengan 3 orang lainnya yang memang mengikuti Boni sedari tadi. Mereka seakan penasaran dengan sikap Boni yang tampak aneh.
Setelah itu Jonatan melihat Boni sedang berdiri didepan pohon sambil menatap ke arah atas pohon.