Waktu menunjukkan malam hari, semua santriwati masuk kedalam kamar mereka dan bersiap tidur.
Begitupun dengan Mona dan Dina yang saat ini berada di ruang kamarnya. Mereka baru saja dari dapur untuk membantu ustadzah Aisyah mengurus bahan makanan di dapur.
Mona dan Dina dikenal sebagai santriwati yang sangat rajin di pondok. Mereka selalu membantu ustadzah Aisyah dengan sangat baik ketika ustadah Aisyah membutuhkan bantuan mengurus sesuatu di pondok pesantren ini.
Kini mereka sedang merapikan tempat tidur dan menyapu lantai ruang kamar mereka.
“Mona, sapunya mana? Kok nggak ada ya.” Dina kebingungan mencari sapu.
“Kayaknya diluar, bentar aku ambilin.” ucap Mona yang kemudian pergi keluar.
30 menit kemudian mereka selesai bersih-bersih. Mereka pun tidur.
Keesokan harinya, selesai mereka seelsai sholat subuh dan merapikan tempat tidur, Mona terlihat membersihkan halaman depan ruang kamarnya. Dina yang baru saja dari kamar mandi, langsung membantu Mona.
Mereka berdua kemudian lanjut menyiram bunga di area santriwati sembari mengobrol.
“Mona, habis ini bantuin masak ya, udah mau jam tujuh ini.” ucap Dina meminta tolong ke Mona.
“Iya tenang aja, aku bantuin kok.” kata Mona.
Selesai menyiram tanaman, Mona dan Dina kemudian pergi ke dapur, membantu santriwati lainnya memasak.
Beberapa bahan dapur yang habis, sudah mereka cek kemarin. Ustadzah Aisyah meminta tolong ke Mona dan Dina untuk membeli bahan-bahan dapur itu ke toko yang berada di desa Tulip. Tanpa berlama-lama, Mona dan Dina pergi ke desa Tulip.
Diperjalanan, Mona dan Dina mengobrol sambil bercanda gurau sembari memuju desa Tulip.
Sesampainya di desa Tulip, tampak Malik sedang duduk di warung langganannya bersama Jonatan. Dia melihat Mona dan Dina.
Malik sudah sejak lama menyukai Mona, namun dia masih belum berani memberitahu perasaannya itu ke Mona hingga kini. Malik hanya bisa menatap Mona dari kejauhan.
Mona dan Dina selesai berbelanja di toko, setelah itu mereka bersiap kembali ke pondok.