Bayangan hitam langsung menyerang Dina dengan kapaknya. Disaat yang bersamaan, datang Malik. Dengan cepat dia menarik Dina.
Dina berhasil selamat dari serangan bayangan hitam. Dina dan Malik kemudian berlari untuk keluar dari hutan.
“Tunggu dulu, Mona masih ada didalam.” ucap Dina yang masih mengira Mona ada dihutan ini.
“Udah, kita keluar dulu, bahaya!” Malik memaksa Dina untuk ikut keluar hutan. Mereka kembali berlari. Bayangan hitam terus mengejar Malik dan Dina. Dia bergerak dengan begitu cepat.
Saat Dina dan Malik sedang berlari, bayangan hitam tiba-tiba menyerang mereka berdua dari arah samping. Beruntung Malik dan Dina masih bisa menghindar.
30 menit mereka berlari, berusaha menghindari kejaran bayangan hitam. Sampai pada akhirnya, Dina dan Malik berhasil keluar dari hutan.
Malik melihat bayangan hitam seperti tidak bisa keluar hutan. Dia seperti terhalang oleh sinar merah yang tiba-tiba muncul dari garis merah didepan hutan. Malik teringat, dia pernah melihat garis itu beberapa hari yang lalu.
Setelah itu Malik dan Dina kemudian bergegas kembali ke pondok.
Sesampainya di pondok, mereka terlihat begitu lega bisa keluar dari hutan meski sangat kelelahan dan ketakutan.
“Hei, Dina, lo nggak papa kan?" Tanya Malik.
Dina hanya menganggukkam kepalanya.
"Sekarang, balik keruangan lo, jangan pernah deketin hutan itu lagi, paham?” ucap Malik tidak ingin hal mengerikan tadi terjadi lagi.
“Iya.” Dina masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dia berjalan menuju ruang kamarnya dengan nafas terengah-engah.
Sementara Malik, pergi ke mushola dan berkumpul dengan santri lainnya untuk mengaji sesuai jadwal kegiatan.
Hari ini menjadi hari terburuk bagi Dina maupun Malik.
Setelah sampai di ruang kamarnya, Dina langsung tidur. Dia masih trauma. Tak lama Mona datang.
“Dina, kamu darimana aja? Aku cariin kamu dari tadi.” ucap Mona.